Setelah satu minggu lebih tidak hadir di sekolah, hari ini Ranjiel dengan sangat terpaksa harus datang, dan semua ini juga karena ibunya menelepon dengan tangisan yang tak bisa dibendung semalaman. Ia sudah mengatakan niatnya untuk berehenti, tetapi ibunya menentang keras hal tersebut. Ranjiel hanya bisa memasang tampang datar kali ini, semua orang sedang menatapnya dan juga memilih diam, tak ada satu pun yang berani menegur cowok ganteng yang dulu punya semyuman paling memukau. Tetapi … hal tersebut menjadi lebih mudah bagi Ranjiel. Ia tak perlu beramah-tamah kepada orang, dan ia cukup menjalani masa penjajahan selama tiga tahun di tempat yang sudah menjadi terkutuk baginya itu. “Anjiel … Yaya kangen!” teriakan itu terdengar nyaring, membuat semua orang bergidik ngeri karena Lia dengan