Malam menunjukkan pukul 11, ia langsung masuk ke kamar pengantin dimana Lauren sudah menunggunya, Matthew hancur sehancur-hancurnya, memijak bumi pun tanpa semangat, ia seperti orang yang tak lagi memiliki semangat hidup. Bagaimana tidak, jika hatinya dihancurkan oleh kehadiran Lauren dalam hidupnya dan ia tak tahu harus kemana. Matthew duduk diam dan tak mengatakan apa pun, wajahnya sedih bukan main dan tak mampu berkata-kata. Matthew mendesah napas panjang, ia membuka dua kancing kemejanya dan mendesah napas halus. Matthew hancur karena mendengar bahwa Valencia akan menikah, selama ini ia sangat semangat menjalani hari tanpa lelah karena Valencia disisinya. Lauren bersedekap dan menatap wajah Matthew, yang sudah menjadi suaminya. “Kamu darimana? Apa kamu sudah lupa bahwa kamu sudah b