Matthew melangkah masuk ke rumah kecilnya yang ia tinggali bersama Valencia, Matthew terus melawan egonya untuk melakukan sesuatu yang tak di inginkan kekasihnya itu, namun egonya mengatakan ia ingin hidup tenang tanpa memikirkan hutang piutang biaya pengobatan adiknya. Jika berhasil, Matthew akan menerima bayaran yang sangat mahal dan dia bisa naik 20 tingkat dari hidupnya sekarang.
Secara tak langsung, Matthew lebih memilih egonya dibandingkan hidup bahagia bersama Valencia. Karena bagi Matthew cinta tak akan semudah itu lepas, namun kesempatan tak akan datang dua kali.
"Maafkan aku ya,
Bagi Matthew, hidup bukan tentang cinta saja, cinta tak bisa dimakan, cinta tak bisa buat kenyang, satu-satunya yang membuat kenyang adalah uang. Jika punya uang, jangankan cinta, tubuh orang lain saja bisa dibayar. Berbeda dengan sudut pandang Valencia, baginya hidup tanpa cinta adalah satu hal yang sangat membosankan, cinta membuat semangat, dan cinta adalah segalanya. Dengan pola pikir yang berbeda itu membuat keduanya saling melengkapi.
"Sayang, kamu sudah pulang?" tanya Valencia menghampiri Matthew dan mengecup bibir kekasihnya itu.
"Iya, Sayang." Matthew mengangguk.
"Kamu darimana?" tanya Valencia.
"Aku bekerja," jawab Matthew. "Aku bawa makanan. Ayo kita makan siang dulu."
"Baiklah." Valencia mengangguk.
Matthew menatap wajah kekasihnya, kasihan sekali kekasihnya yang sudah berjuang bersama dirinya selama dua tahun ini.
Matthew dan Valencia adalah dua orang yang berbeda, mereka dipertemukan lima tahun yang lalu di salah satu supermarket yang ada di dekat kompleks rumahnya. Valencia terlihat menangis dan terus menikmati minuman keras didepan semua orang, bahkan Valencia menjadi tontonan orang-orang sekitar. Tak ada yang bisa Matthew lakukan selain menolongnya, Matthew tak tega melihat seorang wanita mabuk menjadi tontonan orang-orang. Jika itu terjadi pada seorang pria, Matthew tak akan melakukannya. Hanya saja, ia menjadi lebih respect pada seorang wanita karena mengingat adiknya.
Mathew membawa Valencia ke rumahnya, awal pertemuan yang buruk, hingga ketika Valencia sadar, ia memukuli Matthew karena menganggap Matthew adalah pria m***m, namun lama baru ketahuan bahwa Matthew adalah orang yang menolongnya dari tontonan.
Sejak saat itu mereka berdamai dan semakin dekat, sehingga benih-benih cinta muncul di antara mereka. Lalu, setelah Valencia meninggalkan keluarganya yang kaya dan memilih Matthew sebagai pria yang akan membawa kebahagiaan untuknya. Bagi Valencia, harta dan kekayaan tak akan ada gunanya jika tanpa cinta.
Setelah makan siang, Valencia terus menatap wajah kekasihnya itu. Matthew menyadari tatapan kekasihnya dan menautkan alisnya.
"Ada apa sayang? Apa ada sesuatu diwajahku?" tanya Matthew meraba wajahnya dengan tangannya.
"Kita menikah saja," kata Valencia.
Matthew tertawa dan menggeleng. "Sayang, apa kamu lupa komitmen kita? Aku tak mungkin menikaimu tanpa sepersen pun uang. Aku juga belum bisa membelikanmu cincin, cincin berlian yang sering wanita gunakan di saat hari pernikahannya, apa kata keluargamu nanti?"
"Aku tak perduli dengan perkataan keluargaku yang aku perdulikan dan yang aku pentingkan adalah tanggapan aku sendiri, dan aku juga sudah dewasa, aku sudah bisa memilih jalan yang akan aku lalui, aku tak perlu pendapat keluargaku tentang ini, jadi apa yang kamu ragukan lagi? Lebih baik kita menikah dan hidup bersama dengan status suami istri," sambung Valencia berusaha membujuk kekasihnya.
"Sayang, aku masih punya banyak beban dalam hidupku, aku masih punya Millen untuk aku biayai pengobatannya, aku—"
"Aku tak perduli, aku akan membantumu mencari uang, aku akan membantumu mencari nafkah, kita sama-sama cari uang pengobatan Millen," bujuk Valencia. "Kamu masih memiliki aku, kamu tak perlu merasa sendiri dan berjuang sendiri, kita harus berjuang sama-sama."
"Maafkan aku sayang, aku tidak menyetujui apa yang kamu katakan. Aku akan menikahimu disaat uangku banyak dan ketika aku sudah bisa membahagiakanmu, aku tak mau menikahimu hanya karena cinta, aku ingin kamu bahagia," tolak Matthew membuat Valencia menggeleng.
"Kenapa kamu mengatakan itu? Apa cinta tak cukup bagimu? Dengan begini dan bersamamu, aku sudah lebih dari bahagia, aku tak pernah meminta apa pun padamu. Dengan aku bersamamu, aku sudah tak membutuhkan apa pun lagi." Valencia menggeleng mencoba memberi pengertian kepada kekasihnya yang tetap keukeuh tak mau menikahinya jika tak ada uang.
"Sayang, aku mohon pengertianmu, aku tak pernah meminta apa pun selain pengertianmu."
"Aku juga tak pernah meminta apa pun selain kamu menikahiku, itu saja," jawab Valencia.
"Aku tak mau membahas ini lagi," kata Matthew.
"Katakan saja kalau kamu memang tak cinta kepadaku, kamu hanya menginginkanku sebagai kekasihmu tapi bukan sebagai istrimu, aku benar-benar tak paham dengan kamu yang begini, sepertinya kamu dibuat bingung oleh sesuatu." Valencia menatap wajah kekasihnya, berusaha meneliti dari tatapan mata itu. Karena tak mendapatkan jawaban dari pertanyaannya, Valencia bangkit dari duduknya dan melangkah menuju kamar. Ia menutup pintu kamar kuat.
"Sayang, aku cinta dan sayang sama kamu, aku hanya banyak pertimbangan kenapa tak menikahimu. Apakah kamu tak mau memahamiku?" tanya Matthew lalu mengetuk pintu kamar. "Aku tak pernah mengatakan kepadamu kalau aku tak cinta. Buka pintunya. Aku akan menjelaskan semuanya."
***
Keluarga Anshori sedang duduk menikmati secangkir minuman herbal dan beberapa piring cemilan yang disuguhkan oleh maid yang setiap waktu melayani mereka. Di mansion ini banyak sekali maid yang diperkerjakan keluarga Manzano dan semuanya terlihat memiliki kesetiaan yang hakiki.
Apa yang mereka nikmati dan miliki saat ini bukan milik mereka, namun mereka mengambil semua ini dengan cara yang tak benar, yaitu membunuh Jerano dan membawa Meyden pergi dari rumah ini, dan mengurungnya disuatu tempat tanpa cahaya dan tanpa perlakuan khusus seperti yang biasa ia terima dari para maid di sini.
Sesaat kemudian, seseorang datang dan menghampiri mereka bertiga yang sedang menikmati waktu santai. Dua orang itu adalah Xiter dan Claudya, sepasang tunangan yang sebentar lagi akan menikah.
"Kalian sudah datang?" tanya Delisa. "Ayo duduk."
Keduanya lalu duduk.
"Jadi, kalian sudah putuskan kapan rencana kalian akan menikah?" tanya Delisa.
Claudya menoleh dan mengangguk. "Iya, Aunt. Kami akan menikah pekan ini. Xiter sudah menyewa WO kilat untuk menyiapkan semuanya. Jadi, tak ada yang perlu dikhawatirkan."
"Wah. Bukankah itu terlalu mendadak?"
"Kami sudah menunda cukup lama, jadi kami ingin mempercepat semuanya," jawab Xiter menoleh sesaat melihat Claudya yang akan ia nikahi karena ... UANG. Karena Claudya adalah satu-satunya ponakan Jerano yang lebih memiliki hubungan darah dengan Jerano. Namun, didalam surat wasiat tak ada nama Claudya. Jadi, mereka berencana akan merubah surat wasiat itu dan mencantumkan nama Claudya sebagai ponakan kandung Jerano.