Keheningan malam yang membentang seolah menjadi pengiring kebisuan yang kelam bagi Stefano. Dengan punggung yang bersandar di kepala ranjang dan kepala menengadah, dia menikmati kesepian itu. Jeremi dan Alfredo sudah tertidur pulas di sebelah ranjang kosong yang tersedia disana. Rumah sakit itu memang salah satu perusahaan Handerson yang dipenuhi dengan fasilitas lengkap dan mewah. Jadi bukan sesuatu hal yang aneh jika hal-hal seperti itu ada disini. Stefano mengembalikan posisi wajahnya yang sejenak teralihkan ke sisi kiri tepat pada ranjang Jeremi dan Alfredo. Dia menghela napas lelah sebelum kemudian memejamkan matanya rapat. Namaku Angel. Mata Stefano terbuka lebar saat teriakan kencang yang beradu dengan suara derasnya air hujan tiba-tiba terlintas di pikirannya. Mata Stefano berkac