Methalia sangat kesal karena harus berada satu rumah dengan Juna. Ia bisa sengsara setiap hari kalau dekat dengannya. Dengan kasar, ia memasukkan seluruh bajunya ke dalam tas. Sesekali, gadis itu melirik Juna yang tengah menunggu di luar rumah. Namun, lelaki itu tidak ada. "Kemana dia? ucap Methalia sambil menengok ke halaman." "Mencariku," ucap Juna tiba - tiba. "Astaga…!" Methalia tersentak kaget dan berbalik arah. Tangannya mengelus jantung yang tengah berdetak kencang. Untung masih di tempat. Jantungku.... Juna menghampiri gadis itu dengan angkuh, "Dekil, seperti orangnya." Penghinaan besar Methalia senyum dengan sangat terpaksa. "Terimakasih atas pujiannya." Juna duduk di ranjang gadis itu. Ia merebahkan tubuhnya di sana dengan tenang. Meski suasana sederhana. Tapi, kamar ga