Tangan Mario tak pernah melepaskan genggamannya pada jemari Marisa. Mereka seperti sepasang pengantin baru yang baru merasakan nikmatnya surga dunia. Demikian adanya. Surga yang seharusnya mereka cecapi dua tahun silam baru mereka reguk sekarang dan rasa manisnya masih membekas meski semalam telah berlalu. Mario tidak menyangka kalau dia masih merasa seperti perjaka menemui perawan ketika menyentuh Marisa pertama kali. Yang terjadi kemarin sore tanpa perlawanan, meski Marisa masih merasa sedikit nyeri tapi dia merasa menjadi pemenang ketika bisa melukai pertahanan istrinya. Keduanya saling bertatapan ketika proses itu berjalan. Pertahanan Marisa runtuh, bersamaan dengan penyerahan diri seutuhnya pada kehendak suaminya. Dan Mario, dia mendapatkan hak yang seharusnya dia peroleh dua tahun l