“Teruslah merasa bersalah, Suamiku Sayang! Dengan ini kamu belajar menghargai apa yang Tuhan gariskan untukmu! FYI, aku menyukai saat kamu yang tersiksa seperti ini.” Katakan Saka t***l, tapi saat Rania mengibaskan rambutnya menimpa wajahnya, alih-alih marah kepada istrinya tersebut, yang ada Saka justru terpesona. Setelah sebelumnya ada kemajuan Rania tidak lagi mengabaikannya, dan mau diboncengnya meski dengan alasan berbelit-belit untuk Saka bisa menghabiskan waktu berdua, kini senyuman genit yang membuat Saka teringat betapa menggemaskannya Rania dengan sikap centilnya kini kembali Saka dapatkan. Tidak akan ada yang merasa sebal saat Rania mengeluarkan sikap manja bercampur centilnya, karena alih-alih menyebalkan, yang ada Rania justru menggemaskan dengan wajah polosnya. Rasanya suda