"Aku tidak mengizinkanmu pergi, Rania." Mendengar apa yang dikatakan oleh Saka dengan penuh perintah tersebut membuat sebelah alisku terangkat, aku menatap tangannya yang mencekal lenganku dan berpindah menatapnya yang tampak mengeras, tidak suka dengan kehadiranku yang ada di hadapannya. Bisa aku lihat cincin kawin platina miliknya masih melekat di jari manisnya dan seketika aku mendesis pelan. Seringai yang sudah sangat lama tidak pernah aku perlihatkan kepadanya kini tersungging di bibirku mengejeknya, percayalah, kami sama sekali tidak terlihat seperti dua orang yang pernah berbagi ranjang yang sama. Kebencian yang aku rasakan kepadanya membuat tubuhku serasa menggelegak. Dengan keras aku menyentak lengannya, melepaskan cekalannya serta mengusap lenganku seolah aku baru saja menyent