DINGINNYA malam terasa menusuk hingga tulang-tulang. Nayla menggigil dalam diamnya, sedang matanya menatap lurus ke arah Damian yang sejak tadi mengoceh panjang lebar mengenai dirinya hari ini. Nayla benar-benar lesu. Semangatnya menghilang sampai tak ada lagi sisanya dan membuat Damian muak. Damian tidak suka melihat Nayla-nya begini. Dia benci Nayla seperti itu. Ia ingin Nayla kembali seperti dulu, tapi semua kata-katanya hanya dianggap angin lalu. Nayla masih melihat ponselnya, seperti robot, ia tengah menunggu. Lagi dan lagi ... dan Damian tidak tahu harus melakukan apa sekarang. "Sebenernya, lo nungguin telepon siapa?" "Bukan siapa-siapa," balas Nayla datar. "Restoran udah tutup, lo nggak mau pulang?" Nayla menatap Damian sejenak dan menghela napasnya kasar. Restoran sudah tutup