ETHAN merasa lelah luar biasa. Dia tidak menyangka harinya akan sesibuk ini, padahal kemarin, ia telah berjanji pada Evan untuk bermain bersama. Nyatanya, dia malah meminta Raffa untuk menggantikannya. Pria itu menghela napas kasar seraya menyenderkan punggung ke sandaran kursi. Rapat yang baru saja selesai, ditambah file-file di atas meja yang baru ia cek satu per satu membuat pusingnya semakin menjadi. Ethan melirik jam tangannya, jam dua belas lebih beberapa menit, saatnya makan siang, tapi nafsu makannya menguap. Ia tidak nafsu makan, dia tidak ingin berbuat apa pun, bahkan ponsel yang berbunyi di atas meja coba ia abaikan. Namun, ponselnya kembali berbunyi lagi dan lagi, dan membuat ia menggeram emosi. Apa tidak adakah waktu istirahat yang layak untuknya? "Halo!" sapany