"PAGI! Tumben lama banget lo, Nay?" Nayla hampir saja menitikkan air mata saat melihat Damian telah bertengger di atas motornya dengan cengiran lebar andalannya. Pria itu sedang menunggunya seperti hari-hari biasa, seperti tak pernah terjadi apa pun di antara keduanya. "Damn," panggilnya dengan nada haru yang kentara. "Apaan itu! Lo kelihatan kayak mau nangis tahu!" Pria itu langsung saja menepuk puncak kepala Nayla seraya berkata, "Jangan menangis." "Lo ... nggak marah?" Damn menghela napas panjang, seraya menyodorkan helm dia membalas, "Buat apa? Kemarin itu ide gue, kalau nggak berhasil, ya, nggak masalah, kita tetap berteman, kan?" Nayla mengangguk antusias. Dia naik ke atas motor Damian dan langsung memeluk pria itu erat-erat. "Makasih! Gue pikir, gue bakal kehilangan lo sebagai