“Wi,” panggil Dinar sembari beranjak dari tempat duduknya. Tak ada jawaban dari luar kamar, dia perlahan berjalan menghampiri ke arah pintu. Memutar kuncinya, lalu membuka pintu itu. “Wi.” Dinar tak menemukan siapa pun di sana. Dia melongok ke lorong ruangan kamar ini tetapi tetap sama tak ada siapa pun yang ia temui. Dinar tampak bingung dengan mengernyitkan dahinya. Dia memutuskan untuk menutup pintu itu kembali, namun belum sampai dia berpindah dari tempatnya berdiri, terdengar suara langkah kaki yang terseret. Jantung Dinar berdegup dengan kencang, rasa penasarannya tinggi tetapi dia merasa ketakutan. “Wi, Dan.” Dinar memutuskan untuk membuka kembali pintu kamarnya secara perlahan. Sekelebat pandangannya menangkap seseorang masuk di kamar paling ujung lorong ini. Dinar berjalan menge