5 - Leo membujuk Fira

1540 Kata
Leo melajukan mobilnya menuju ke kota A, dimana tempat tinggal orang tua Fira. Dia sudah siap-siap, untuk menghadapi makian keluarga istrinya itu. Rumah Orang Tua Fira. Fira menyibukan diri dengan berbagai pekerjaan rumah semenjak bangun tidur. Itu, dia lakukan untuk melupakan beban pikirannya meski sedikit saja. "Ra, sudahlah. Apa kamu gak capek, terus serba dikerjakan sendirian," sedih rasanya melihat anaknya seperti ini. Fira mengembuskan napas sepelan mungkin. " Huuuuh, biarlah mam. Paling tidak, aku bisa sedikit mengurangi beban pikiranku yang ruwet ini," sahut Fira. "Kamu jangan seperti ini Ra, kamu harus kuat. Maju ke depan, ingat anakmu. Apa kamu sadar, kalu kamu sudah mengabaikan Tiara dan Rayyan seharian ini," ujar ibunya. Fira terhenyak, benar kata ibunya itu. Dia sejak bangun tidur, memang terus mencari kesibukan, sampai-sampai tak mengurusi anaknya. "Maafin aku Mam, dimana Ara dan Rayyan?" mata Fira berkaca-kaca. "Di depan, Tiara yang menjaga Rayyan sejak pagi," jawab ibunya. Bergegas Fira mencari kedua anaknya itu. Mereka tampak sedang bermain di teras ternyata. "Ara!Rayyan!" pekik Fira, matanya berkaca-kaca. Dia sangat merasa bersalah sekali. "Mam!" sahut mereka berdua dengan ceria, senang rasanya melihat sang ibu tercinta menghampiri. Tiara yang sudah sedikit mengerti dengan kondisi ibunya, dia tersenyum dan segera memeluk Fira dn membisikan sesuatu. " Mam yang sabar ya," ujarnya lirih. Meski tersenyum namun ada kesedihan di dalamnya. Fira merasa terharu mendengar perkataan anaknya itu. "Terimakasih ya," ujar Fira, menyeka air mata yang tiba-tiba saja jatuh membasahi pipinya. Rayyan ikut memeluk mamanya, dia juga begitu peka dan tau kalau mamanya sedang tak baik-baik saja, Meski belum mengerti dengan apa yang sedang terjadi sebenarnya. "Mama, ayah nggak ikut nginep ya?" tanya Rayyan dengan polosnya. Fira diam tak bisa berkata-kata, dia menatap anaknya dengan rasa sedih yang mendalam.bagaimana caranya menjelaskan kepada Rayyan, kalau dia dan ayahnya tak akan bersama lagi. "Kenapa diam?" lanjut Rayyan heran. "Jangan nanyain ayah lagi, Ray!" Tiara yang menjawab. "Kenapa? Aku kangen ayah, aku mau main sama mama dan sama ayah!" rengek Rayyan. Dia memang paling dekat dengan ayahnya selama ini. Fira memeluk Rayyan kembali. "Mama gak tau harus bilang apa Ray, nanti kamu akan mengerti setelah besar. Tapi untuk saat ini, mama dan ayah tak akan bisa tinggal bersama. Tapi, ayah akan sering mengunjungi kamu nantinya," ujar Fira lembut, mengusap kepala Rayyan dengan lembut. Rayyan semakin bingung dan heran mendengar perkataan ibunya. Tapi, dia ingat kejadian kemarin. Saat ibu dan ayahnya bertengkar hebat di hadapannya. "Itu karena ayah jahat dan bikin mama nangis kemarin itu ya?" ujar Rayyan dengan nada bertanya. Fira kembali diam, tak mau merasuki pikiran anaknya dengan kebencian dan kemarahan kepada ayahnya. "Iya!" sahut Tiara berapi-api, dia begitu kesal kepada ayahnya. "Ra!" Fira menatap Ara lembut. Tiara menatap ibunya dengan cemberut, tapi dia segera minta maaf. Dia tau apa maksud dari ibunya itu. "Maafin Ara ma," ujarnya penuh sesal. Fira mengangguk. Dia pun kemudian menemani Ara dan Rayyan bermain di teras rumah. Tidak lama kemudian Yudha datang. "Om!" pekik Tiara, yang sudah lumayan dekat sejak kecil. "Halo selamat pagi Ara dan Ray!" sapa Yudha, bibirnya tersenyum lebar. "Fir, aku mau membicarakan sesuatu sama kamu," ujarnya. Fira mengangguk. "Ara jagain adik ya, mama mau ngobrol sebentar sama Om Yudha," ujar Fira. Tiara mengangguk. Selanjutnya Fira mempersilahkan Yudha masuk. "Mam, ada Yudha!" Fira memanggil mamanya yang sedang nonton t v. Mama Fira bangkit, dan menyapa Yudha. Lalu mereka berbincang, sementara Fira menyuguhkan kopi dan camilan. "Saya ingin menanyakan kepada Fira tentang keseriusannya menggugat cerai Leo," ujar Yudha. Fira mendesah, lalu berkata. "Saya serius, tolong bantu urus semuanya Yudh," ujar Fira dengan suara bergetar. Mengingat bagaimana suaminya mengkhianatinya membuat hatinya begitu semakin terluka dan terasa perih. " Mama tak akan rela seandainya kamu kembali sama dia," sahut mamanya ketus. Anaknya sudah pernah melakukan kebodohan dengan memaafkan Leo, dan lihatlah hasilnya. Dia tidak berubah, dan masih melakukan hal yang sama! "Aku gak akan mengulangi hal yang sama mam," sahut Fira dengan yakin. "Baiklah kalau begitu, aku akan mengurus segalanya," ujar Yudha, entah kenapa tetapi hatinya merasa bahagia saat ini. Bahagia, karena Fira memutuskan meninggalkan Leo. Cukup lama Fira berbincang dengan Yudha dan Ibunya Fira. Hingga, tiba waktunya makan siang. Fira dan ibunya berkutat di dapur menyiapkan makan siang. Mereka pun makan siang bersama, Tiara dan Rayyan tak ketinggalan. Brem brem Terdengar suara deru mesin mobil dari luar. Fira mulai merasa gelisah, dia hapal suara mobil Leo. Dan itu sepertinya, suara mesin mobil milik Leo. "Ada tamu snepertinya," ujar ibunya Fira, yang mulai berdiri dan hendak melangkahkan kakinya untuk membuka pintu. "Biar aku saja yang membukanya Bu," sahut Fira. Dia langsung bergegas menuju pintu utama dengan perasaan gelisah. Sementara ibunya, kembali melanjutkan makannya. Ceklek, Fira membuka pintu depan. Benar dugaannya, Leo suaminya baru saja turun dari mobil dan melangkah dengan cepat menghampirinya. Fira memasang tampang ketus, tak ingin tersenyum sedikitpun. Luka itu begitu dalam, bagaikan luka menganga yang ditaburi garam. Oh, begitu menyedihkan perih sekali hatinya rasanya! Leo yang sudah berada di hadapan Fira, langsung menubrukan dirinya tiba-tiba. Memeluknya erat sambil berderai air mata "Maafkan aku Fir, maafkan aku sekali lagi, aku khilaf, aku salah!" ujarnya, dia sampai terisak. Dia serius minta maaf dan menyesali perbuatannya. Tetapi, hati Fira sudah membeku. Dia tak bisa memercayai lagi Leo! Suaminya ini, terus saja mengulangi kesalahan yang sama! "Cukup Mas! Sekarang aku sudah tak bisa lagi memaafkan kamu. Berbahagialah kamu dengan Mia! Aku akan berusaha melupakanmu! Dan anak-anak biarlah bersamaku, aku mampu merawat mereka sendirian! Tanpa kamu!" Fira mendorong sekuat tenaga tubuh Leo. Leo memundurkan tubuhnya, setelah pelukannya terlepas. Bibirnya tersenyum getir, penuh penyesalan. "Kenapa tak bisa memaafkan aku Fir? Apa karena Si Yudha itu!" Leo berkata pelan, namun penuh emosi dan penekanan. Dia merasa Fira sedang mencari-cari kesalahannya. Supaya bisa lepas dari dirinya, lalu bersama Yudha. Fira tercengang mendengarnya, dia sampai tertawa. Tawa kesal dan marah kepada Leo tentu saja. "Apa kamu sedang menuduhku? Apa kamu sedang memutar balikkan fakta? Tega sekali kamu Mas! Padahal kamu sendiri yang jelas-jelas ketahuan selingkuh! Sekarang malah menuduhku!" ketus Fira, dia sampai menaikkan nada bicaranya saking kesalnya kepada suaminya itu. Leo mendesah, dia berusaha menahan diri agar tak meledak. Maksud kedatangannya adalah untuk membujuk Fira agar mau pulang dan memaafkannya. "Fir maafkan aku, aku tak bermaksud begitu. Aku hanya sedang cemburu saja. Aku sangat mencintaimu sayang, kembalilah untuk kebahagiaan Ara dan Ray juga," ujar Leo dengan lembut. "Maaf, aku tak bisa! Aku sudah meyakinkan diriku sepenuhnya!" jawab Fira penuh penekanan. Leo kembali kesal, apalagi saat dia baru ngeh dengan mobil yang dia kenali. Ya dia tau itu mobil milik siapa, milik Yudha tentu saja. "Heh, pacar qgelapmu ada disini rupanya!" ketus Leo, dia melirik ke arah mobil Yudha. "Mulai lagi kamu menuduhku Mas!" semakin kesal dan jengkel saja rasanya. "Pulanglah untuk apa kamu berlama-lama disini!" lanjut Fira dengan ketus. "Apa kamu sedang mengusir suamimu sendiri Fir! Aku ini masih suami mu, dan aku tak akan mau mengucapkan talak! Andai kita memang berpisah, kamu tak akan pernah bisa menikah lagi. Karena aku tidak akan menalakmu!" Leo berkata menggebu-gebu. Fira diam, dia menatap suaminya dengan kesedihan, kemarahan dan rasa sakit yang bercampur. "Siapa bilang! Fira bisa menggugat cerai kamu dengan alasan yang memang sudah sangat jelas! Dan kamu harus tau, jika Fira yang menceraikan kamu, kamu tak akan ada kesempatan untuk rujuk kembali! " Terdengar suara Yudha yang berkata dengan lantang. Yudha ternyata sudah berdiri tidak jauh dari belakang Fira. Membuat Leo kesal setengah mati! Rasa cemburunya semakin menggebu! Disusul dengan suara ibu mertuanya. "Untuk apa kamu datang kemari? Kami sama sekali tak mengharapkan kedatangan kamu!" timpal Ibunya Fira. "Ayah!" pekik Rayyan, anak itu menghambur memeluk ayahnya. Sedangkan Tiara hanya diam di samping neneknya. "Rayy, ayah kangen sama kamu! Kenapa nginep nggak bilang-bilang, ayah kan jadi sendirian." Leo sengaja mendramatisir keadaan, niatan agar Rayyan merengek minta pulang. Benar saja, Rayyan merengek minta pulang sama ibunya. "Mama ayo pulang! Kasihan ayah sendirian di rumah!" rajuk Rayyan. Fira mendesah, menatap Leo kesal. "Siapa bilang nggak ada teman! Siapa bilang sendirian! Ayahmu itu sudah ada Mia yang ngurus!" tentu saja Fira hanya bicara dalam hatinya. Mana bisa dia berkata kasar di hadapan anak-anaknya. Fira adalah wanita berhati lembut, meski terkadang diluar suka terlihat ketus dan jutek. "Ray, ayo ke dalam!" ajak Tiara. Tapi Rayyan tak mau jauh dari Leo. "Masuklah mas, mungkin kamu capek habis perjalanan jauh!" Fira segera masuk setelah selesai berbicara. Leo tersenyum senang, dia punya keyakinan kalau Rayyan bisa membujuk Fira agar memaafkannya. Meski kesal, tapi sebagai seorang muslim yang baik. Ibunya Fira mempersilahkan juga Leo masuk. Menjamu tamu dengan baik adalah salah satu yang diajarkan dalam agama ini. "Kamu sudah makan siang mas?" tanya Fira malas. Leo menggeleng, " Belum," jawabnya. Fira akhirnya menemani Leo makan siang. Bukan karena dia ingin, tetapi karena dia sekalian menemani Rayyan makan. Terkadang, Rayyan kalau makan sendiri masih susah. Susah habis maksudnya. Jadi sesekali, Fira menyuapinya. Leo terus saja curi-curi pandang kepada istrinya itu. Rasa bersalah semakin bergelayut saja. "Maafkan aku Fir, demi Rayyan anak kita. Lihatlah, dia tak bisa berpisah dengan salah satu dari kita," ujar Leo disela makannya. "Bukankah aku sering bilang, kalau makan jangan banyak bicara! Fokus saja untuk menghabiskan makananmu itu!" Fira berkata tanpa menatapnya. Ah, melihat wajah Leo hanya membuat hatinya berdenyut nyeri tak karuan! Sakit dan perih rasanya. Leo langsung diam mendengar perkataan Fira. Dia tahu, Fira tak suka jika ada yang berbicara saat sedang makan.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN