“A-rgh! Pelan-pelan, Dell ...” Pak Razan meringis untuk kesekian kalinya ketika aku mengompres dahinya yang benjol akibat tasku yang melayang mengenai dahinya. “Lemah banget sih! Baru juga gini.” Aslinya aku ingin minta maaf, tetapi yang keluar justru sebaliknya. Saat ini aku merasa jadi orang jahat yang tidak tahu minta maaf. “Ini gede loh benjolnya. Bayangkan tas kamu yang bahannya keras itu, sudutnya mengenai dahi saya.” “Ya salah siapa manggilnya gitu!” Kali ini Pak Razan tertawa kecil. Matanya yang jernih dari tadi terus saja menatapku sementara aku pura-pura tak peduli. “Enggak ada yang lucu, Pak. Jangan ketawa terus!” “Iya, emang enggak ada yang lucu, tapi lucuuu banget.” “Kompres sendiri!” Akhirnya aku melempar es batu yang aku lapisi dengan sarung tangan ke pangkuan Pak
Unduh dengan memindai kode QR untuk membaca banyak cerita gratis dan buku yang diperbarui setiap hari