"Tidak ada seorangpun, yang terlahir dengan membawa kesialan, Bu. Pak Zaki itu suami yang baik, papi yang baik. Tidak ada yang sial di dalam hidupnya. Apa yang terjadi pada Bu Mirna, bukan karena Pak Zaki membawa sial. Tapi, itu sudah takdir yang Allah gariskan untuk Ibu." Riana menatap Mirna, mereka berdua saling tatap. "Pak Zaki, dan anak-anak adalah anugerah untuk Ibu, bukan kesialan. Meski pernikahan Ibu, dan pak Zaki melalui perjodohan, tapi itu harus diterima sebagai cara Allah untuk mempertemukan kalian." Mirna menghembuskan napasnya. "Terima kasih, Mbak Na, sudah mau mendengarkan keluh kesahku. Aku ingin istirahat di kamarku." Mirna bangkit dari duduknya. Riana ikut bangkit juga. "Terima kasih oleh-olehnya, Bu. Ibu baik sekali mau menyempatkan diri untuk membelikan oleh-ole