Malam harinya, Riana ingin ke mini market, ia kehabisan stok pembalut. Sedang saat ini ia sedang datang bulan, stok tinggal satu yang ia pakai. Dengan meyakinkan diri kalau ia akan baik-baik saja, dan tidak akan bertemu Zainal. Riana memasang jaket di tubuhnya, menyelempangkan tas di bahu, lalu mengeluarkan motor dari dalam kamar kostnya. Riana mengunci pintu, lalu ditatap malam yang gelap. Waktu di ponselnya sudah menunjukan jam sembilan malam. Riana memejamkan mata, berdoa di dalam hati, agar Allah melindungi langkahnya. Riana menaiki motor, lalu menyalakan mesin motor, dibawa motornya dengan kecepatan sedang saja. Beruntung, ada mini market tak terlalu jauh dari tempat kostnya. Riana membeli pembalut, minuman pereda sakit saat datang bulan, dan beberapa bungkus cemilan. "Ri