Maya memutar tubuh. Baskara sudah berdiri di hadapannya. "Om sendiri yang mengatakan kalau aku bebas melakukan apapun yang aku inginkan, tanpa harus minta izin pada Om. Jadi aku tidak wajib menjawab pertanyaan Om kan?" "Jawab pertanyaan ku, Maia. Kamu harus ingat. Orang tuamu menitipkan kamu padaku!" Baskara berkata tajam. Ketegangan seketika terasa di antara mereka berdua. Saling menatap tajam satu sama lain. "Aku tahu itu. Tapi yang dititipi tidak menjaga apa yang dititipkan dengan baik. Om tidak pernah melihat aku. Om tidak peduli keinginanku. Aku memang lupa segalanya karena amnesia. Tapi Om harus tahu, setiap kali melihat wajah Om. Ada yang sakit di sini! Sakit!" Maya berseru sambil menepuk dadanya. "Jadi sekarang. Jangan halangi aku meraih kebahagiaan! Karena aku yakin, selam