29. Antara Mimpi dan Kenyataan

1961 Kata

Aku terbangun ketika mendengar bunyi kesibukan dapur. Aku mendengar bunyi pisau menari di atas talenan, juga bunyi air wastafel yang mengalir deras. Selain bunyi-bunyi itu, aku juga mencium bau masakan gosong. “Mama!” panggilku pelan sembari merenggangkan otot-otot. “Keras amat bunyi pisaunya, Ma!” Aku menarik selimut lagi, tetapi kemudian aku langsung bangun ketika menyadari sesuatu. Aku celingukan, lalu menganga sempurna ketika melihat kamar ini bukan kamarku di rumah, pun bukan kamarku di apartemen. “He? Aku di mana ini?” Aku buru-buru turun dari ranjang, tetapi kemudian berhenti ketika melihat penampilanku di pantulan kaca. Aku masih mengenakan celana longgar putih dan hodie warna biru. “Hah! Aku beneran ketiduran, semalam?” Aku ingat sekarang. Terkahir sebelum aku hilang kesadar

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN