47. Tak Bisa Mengelak

2054 Kata

Aku sudah fix pulang sore ini, tidak jadi besok pagi. Aku juga sudah mendapatkan pesawat dan berangkat pukul enam petang nanti. Tepatnya, enam lebih lima belas menit. Saat ini sudah pukul empat, itu artinya aku harus segera berangkat. Pasalnya, jarak dari rumah Mbak Dea ke bandara memakan waktu satu jam lebih sedikit. Itu belum dengan macetnya. “Dek, ini dibawa semua, ya. Lumayan buat di apartemen. Sama titip dikit buat Mama. Aku udah bilang beliau.” Aku melongo melihat banyaknya oleh-oleh yang ditata Mbak Dea di koper. Serius, koperku tampak sangat penuh. “Sebanyak itu, Mbak?” “Muat, kok.” Mbak Dea terkekeh. “Ini buat kamu sama Mama. Kalau kamu aja nanti enggak habis. Aku udah bilang beliau dan beliau mau ambil. Mungkin besok?” “Ah, oke. Asli, sih, pinter banget natanya.” “Lagian b

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN