37. Senyum Penuh Maksud

1717 Kata

Sebelum ke rumah orang tua Mas Alan, aku minta turun sebentar di toko brownies langganan Mama. Mas Alan awalnya menolak dan megatakan tidak perlu membawa apa pun, tetapi aku ngeyel. Ini bukan tentang cari muka atau semacamnya, hanya memang sudah sepantasnya saja. Lagi-lagi aku belajar dari Mama. Mama selalu mengusahakan membawa buah tangan ketika datang bertamu. “Satu saja, Vin, enggak perlu banyak-banyak,” ucap Mas Alan yang langsung kuangguki. “Iya. Satu ajalah. Dua mah kapan habisnya. Orang ukurannya gede kaya gini.” Aku segera ke kasir untuk membayar. Namun, baru saja aku mengeluarkan ponsel, Mas Alan sudah mendahului. Aku tidak ingin berdebat hanya karena masalah sesepele, jadi aku diam saja. Setelah membayar, Mas Alan langsung keluar. “Mas Alan!” panggilku sembari berlari kecil

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN