49. Benar-benar Bahaya!

1916 Kata

Aku dan Mas Alan jadi makan di resto ramen. Di luar tiba-tiba turun hujan, jadi udara sekitar cukup dingin. Rasa-rasanya semakin tepat kami memilih makan malam dengan makanan yang berkuah. “Mas, minta tolong bukain. Keras tutupnya.” Aku menyerahkan botol bubuk cabai yang disediakan di meja. Mas Alan langsung menerimanya dan membuka tutup botol itu untukku. “Jangan ambil banyak-banyak, Vin. Kita udah pesan yang pedas.” “Enggak. Cuma dikit lagi aja.” Ketika aku baru saja selesai menaburkan bubuk cabai, aku melihat Mas Alan sedang menyingkirkan daun bawang satu per satu dengan sumpitnya. Dia mengambilnya dengan hati-hati. “Mas Alan enggak doyan daun bawang?” “Doyan, cuma enggak begitu suka. Ini terlalu banyak. Saya sisain dikit.” Aku refleks meraih sumpitku yang masih bersih, lalu memb

Baca dengan App

Unduh dengan memindai kode QR untuk membaca banyak cerita gratis dan buku yang diperbarui setiap hari

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN