Saat tiba di rumah sakit, Lova buru-buru membuka pintu mobil dan ingin jalan sendiri, jika bisa jauh-jauh dari Galen yang membuat uratnya terus menegang. Namun, kesialan sepertinya memang sedang berpihak padanya saat ini. Rasa nyut-nyutan di kakinya begitu dia berdiri untuk keluar dari mobil membuat tubuhnya limbung seketika. Rasanya sangat menyengat dan membuat Lova akhirnya mengeluarkan rintihan sakit. Galen langsung ikut keluar dan membopongnya tanpa kata menuju UGD. “Berani kamu memancing emosiku lagi. Aku akan pelintir kaki kamu sampai cacat!” Ucap Galen dengan nada yang tajam sekali lagi menusuk ke ulu hati Lova. Kini gantian wanita itu yang memilih bungkam dan mengabaikan Galen, bahkan saat Galen menidurkannya di brankar rumah sakit dan pria itu tetap bertahan di sana meliha