Bab 16 | Air Mata di Hari Pernikahan

1915 Kata

Langkah Lova terhenti saat melihat ada Galen di ruang makan, berbagai pikiran menggelayutinya. Apa yang dilakukan pria itu malam-malam di sini? Walau dia juga tahu ini rumah Galen. Tapi tidak seharusnya pria itu tinggal sebelum mereka resmi menikah. Itu kesepakatannya. Galen yang menyadari kehadiran Lova langsung menoleh. “Kenapa berhenti? Makan sekarang.” Ucap Galen dengan nada datarnya membuat Lova menghembuskan napasnya pelan. Lova lalu duduk di sana, di depan Galen, dengan pria itu yang tatapannya memindai setiap gerak-gerik Lova. Lova menarik beberapa lauk yang dia inginkan ke dekatnya, tidak ada obrolan lain kecuali denting sendok dan piring yang beradu. Wanita itu hanya mengambil sapo tahu dan cah toge. Kening Galen mengernyit sempurna, padahal di depan Lova ada udang saus ba

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN