BAB 22. Titik Perdamaian yang tidak direncanakan

1909 Kata

"AKu tidak membunuhnya! Kamu lihat sendiri dia masih hidup dan hanya sedikit terluka saja setelah dia berencana memukul kepala kita di tengah malam yang gelap. Jadi berhentilah menatapku dengan menyebalkan seperti itu." Liam menggerutu kesal. "Sudah ku katakan kalau kamu melukai seseorang maka kamu akan mendapatkan denda." Balas Cedric kesal. "Ayolah Cedric, masa aku harus diam saja sementara kepala kita yang berharga hendak di pukul oleh pelayan suruhan sialan itu? Cuma Flora yang boleh memukukl kepalaku, itu harga mati." Liam terus menggerutu dengan sebal karena sejak tadi Cedric terus memarahinya padahal selama berada di Inggris dia sudah sangat menahan diri untuk tidak membunuh atau membuat cedera orang lain agar bisa bertemu dengan Flora beberapa tahun lagi. "Tapi wajahnya bahkan

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN