“Queen, Anda harus makan,” ucap Hima. “Sedikit saja. Anda bisa sakit kalau tidak makan sama sekali,” rayunya.
Mira masih diam, pandangannya menatap kosong ke depan. Matanya redup, seolah gairah hidupnya telah lenyap di telah kegelapan.
“Queen ....” Hima menatap khawatir.
Sejak membuka matanya, Mira sama sekali tak bersuara. Perempuan itu terus diam dan mengunci rapat mulutnya. Bahkan dia sama sekali tidak memiliki gairah untuk memaki Kei yang masih menggodanya pagi tadi. Dia hanya diam, mengabaikan pria yang telah merengut kesuciannya secara paksa.
Hima menghela napasnya, manik matanya sendu melihat ratunya itu seperti mayat hidup. Tapi dia bisa berbuat apa? Bujukannya pun sama sekali tidak berpengaruh apa-apa pada Mira.
Hima kemudian memilih undur diri, ia meninggalkan semangkuk bubu
