05. Pembalasan

1355 Kata
Perkataan Lia bukan hanya mempengaruhi seorang Davin Geraldo, tapi juga membuatnya tak tenang. Sepanjang waktu, pria itu terus memikirkannya dan terhina karenanya. Seperti radio rusak itu terus berputar dikepalanya. "Sial! Aku tidak akan membuat perempuan itu merasa menang dan menghinaku begini. Aku harus melakukan sesuatu untuk mempermalukannya dan membuatnya sadar dengan posisinya!" ujar Davin serius sambil mengepalkan tangannya erat. "Perempuan b******k itu harus tahu diri, apapun caranya!" lanjutnya seperti tengah berapi-api. "Cih, secepatnya akan kuberi perhitungan supaya tahu rasa!" Davin benar-benar tak terima dan marah dengan ucapan Lia beberapa saat lalu padanya. Sementara itu Lia di depan ruangan Davin juga terlihat tak tenang. Wanita itu bukan menyesali perkataannya pada Davin, tapi merasa waswas sekarang. Jika tadi saja Davin berani melecehkan dirinya, bagaimana kedepannya mau jadi apa Lia selanjutnya di perusahaan itu. Dia tak mau jadi jala-ng pribadi pria itu. Sungguh, membayangkannya saja, Lia sudah jijik pada dirinya sendiri. Sentuhan Davin bahkan seperti luka yang menyakitkan bagi dirinya. Namun apa yang harus dia lakukan, posisinya bahkan tidak bisa mendukungnya apalagi orang-orang di perusahaan sudah mencap buruk atas dirinya. Brak!! Tiba-tiba Liona muncul dihadapannya. Wanita itu rupanya belum pulang dan menunggu waktu yang tepat untuk melakukan sesuatu yang ada dalam kepalanya. "Aku peringatkan padamu untuk jangan macam-macam pada Davin. Jangan berani menggodanya atau bahkan merayunya. Jala-ng sepertimu tidak pantas dengannya dan aku bersumpah akan menyingkirkan dirimu secepatnya dari perusahaan ini!!" gertak Liona sambil menatapnya tajam. Namun Lia tidak takut dan bahkan muak dengan wanita dihadapannya. Liona ini baginya adalah perusak rumah tangganya di masa lalu dan Lia sangat membencinya. Akan tetapi bagian ucapan wanita itu tentang mengatakan akan menyingkirkan dirinya dari perusahaan, entah mengapa membuat Lia merasa tertantang, walaupun Lia sendiri sangat ingin keluar dari sana. "Menyingkirkanku?" ulang Lia sambil berdiri dan mempermainkan Liona dengan nada suaranya. "Coba saja jika bisa dan oh, ya untuk masalah Davin. Jangan menyuruhku untuk tidak menggodanya, tapi jagalah dia untuk tidak tergoda denganku!" "Sialan! Kau pikir siapa dirimu sampai begitu percaya diri Davin tergoda denganmu?!" bentak Liona marah dan tidak terima. "Lihat saja nanti, aku benar-benar akan menyingkirkanmu dan membuatmu tidak diterima diperusahaan manapun!!" Lia mencoba tenang dan tidak terpancing. "Silahkan saja dan lakukan semaumu. Kita lihat saja siapa yang pecundang diantara kita dan kali ini siapa yang disingkirkan Davin dari sisinya!" Liona mengepalkan tangan, ingin marah atau menampar Lia saat itu juga. Andai akal sehat tak bersamanya mungkin dia sudah melakukannya, tapi Liona nyatanya tak melakukannya. Dia tak mau menciptakan kerusuhan dan membuat namanya buruk. "Kali ini kau bisa bersikap angkuh dihadapanku, tapi lihatlah lain kali. Lima tahun lalu aku berhasil membuatmu di posisi terrendah dan lain kali kau juga akan begitu. Jadi bersiap-siap saja!" tegas Liona tak mau kalah. Lia mengepalkan tangannya, menahan amarah yang muncul tiba-tiba. Teringat bagaimana wanita dihadapannya adalah salah satu penyebab kehancuran kehidupannya di masa lalu, tak bisa ditahan air muka Lia memang berubah karenanya. Namun, dia juga tak mau perempuan itu menang, sehingga terus saja bersikeras mempertahankan ketenangannya. "Santai saja Liona, tidak usah tegang begitu. Aku saja yang kehidupannya pernah kau rusak tidak seperti itu. Hm, apa jangan-jangan kau terancam takut kali ini akan kalah eh?! Hm, apapun itu sebenarnya aku tidak perduli sih, tapi satu hal yang perlu kamu tahu kalau sekarang aku bukan Adelia yang sama dengan Adelia lima tahun lalu!" tegas Lia serius membalas tatapan Liona dengan sinisnya. "Jadi aku sarankan kali ini buatlah rencana yang lebih baik daripada rencana murah-anmu lima tahun lalu. Aku takut, kali kamu bukannya cuma kalah melawanku, tapi takutnya tidak punya muka menghadapi dunia. Ah, ya. Satu lagi. Pastikan Davin menjauhiku, atau kau benar-benar dalam penyesalanmu!!" kecam Lia dalam ancamannya. Membuat Liona terlihat sedikit terancam, dan wanita itu akui memang sosok dihadapannya memang sudah tak sama lagi dengan sosok perempuan lima tahun lalu yang pernah dihancurkan olehnya. 'Sial. Jala-ng ini memang benar. Bahkan sekarang dia sudah bisa berpakaian yang menarik!' batin Liona merutuki perubahan Lia. "Kita lihat saja. Omong kosongmu yang benar ataukah ucapanku yang akan terjadi" ujar Liona kehabisan kata, lalu pergi begitu saja dari sana. ❍ᴥ❍ Davin benar-benar melakukan ucapannya dan bermaksud mempermalukan Lia. Beberapa hari kemudian dia sengaja membawa Lia bertemu salah satu kliennya di klub malam yang eksklusif dan ternama. Masalahnya Davin memaksa Lia memakai pakaian minim dan kurang bahan yang membuat Lia tak nyaman. 'Kalau begini, kau memperlihatkan sisi jala-ngmu yang sesungguhnya, dan kau harus sadar diri!' batin Davin dengan tatapan yang tak bisa teralihkan dari Lia. Tanpa sadar dia bahkan sudah terperangkap pesona sekretarisnya itu, tapi dirinya seolah tak mau mengakuinya karena ego yang besar. 'Sial. Andai saja aku punya cara untuk membalas pria tidak punya hati ini, aku sudah melakukannya, tapi sekarang aku bahkan tidak bisa kabur karena tuntutan pekerjaan!' ujar Lia membatin tak berdaya. Namun meski begitu, Lia yang merasa terhina karena apa yang sedang dikenakan olehnya tak mau terlihat lemah ataupun tertekan, sehingga dirinya terus berusaha memperlihatkan pada Davin bahwa apa yang dipakainya tidak akan memperngaruhi dirinya sama sekali dan Lia tidak akan membuat bossnya itu merasa menang. Untuk beberapa saat semuanya terkendali seperti yang Davin inginkan. Beberapa pria m***m mulai menggoda Lia dan berkata kotor tentangnya. Membuat wanita itu terdiam dan bahkan menundukkan kepala sembari berharap semuanya akan cepat berlalu. Sampai kemudian urusannya dengan salah satu kliennya hampir selesai, masalah pun terjadi. "Aku akan setuju dengan apapun syarat dan ketentuan yang perusahaan kalian tawarkan, tanpa ada tambahan atau apapun, tapi biarkan aku mencicipi sekretarismu semalam!" seru orang itu dengan terus terang. Kali ini Davin anehnya tak senang dan bahkan mengepalkan tangan. Sementara Lia sudah menggelengkan kepala dan memperlihatkan tatapan tak berdaya seperti yang Davin pernah bayangkan. "Aku yakin kau juga sudah sering mencicipinya atau bahkan klienmu yang lainnya dan aku harap kau tidak keberatan!" lanjut pria itu lagi dengan semakin berkata kurang ajar, dan bahkan tatapannya sudah tak bisa dia jaga sehingga menatap Lia seperti hewan buas yang siap menerkam mangsanya. Namun Davin lagi-lagi tak merasa puas dengan itu dan anehnya dia merasa tersinggung. Dia marah dan sangat tidak terima. "Sekretarismu sangat seks--" Bugh-bughh! Dua pukulan Davin tanpa bisa ditahannya lagi, langsung mendarat di rahang pria itu. Pria itu terkejut dan langsung membalas sehingga terjadi perkelahian tanpa terelakkan. Sementara Lia tak kalah kagetnya. Ruang VVIP yang awalnya tenang, berubah menjadi rusuh. Davin seperti kesetanan menghajar kliennya yang kalah telak. Dia tak bisa dihentikan oleh petugas yang ada di sana. Sampai membuat Lia tak tahan lagi dan menghampirinya. Plakk!! "Kau bisa membunuhnya!!" teriak Lia menyadarkan Davin tentang sesuatu. Bukan pria yang dipukulnya hampir mati, tapi pada pakaian Lia yang minim. Melihat ke arah lain dan menyadari ruangan tersebut sudah cukup ramai karena kerusuhan yang Davin ciptakan sendiri. Beberapa pelayan ada di sana bersama petugas keamanan yang berjenis kelamin pria dan wanita. Menyadari hal itu, Davin pun tiba-tiba melepaskan jas yang di pakainya dan memaksa Lia memakainya. Ada perlawanan yang Lia lakukan saat Davin melakukannya, tapi tentu saja Davin yang keras kepala berhasil melakukan keinginannya. Lalu dengan tanpa babibu, Davin menggendong Lia dan membawa Lia begitu saja dari sana. Brak!! Davin dengan kasar melempar Lia masuk ke mobilnya. "Lain kali walaupun jala-ng, jangan memperlihatkan dirimu begitu dihadapanku. Aku benci wanita murah-an sepertimu!!" Lia segera memperbaiki duduknya dan membalas Davin dengan menatapnya dengan penuh kemarahan. "Sesungguhnya aku sudah menemui banyak pria di dunia ini, tapi yang seburuk dirimu baru kali ini. Sadarlah Pak Davin Geraldo, kau sendiri yang memaksaku memakai pakaian murah-an ini dan bermaksud menjualku untuk kelancaran bisnismu. Kau benar-benar tidak punya hati!!" geram Lia yang langsung mendorong Davin mundur dari hadapannya. Posisinya Davin memang belum masuk ke dalam mobil dan berdiri di depan pintu masuk mobil. Di mana dirinya beberapa saat lalu memasukkan Lia paksa dari sana. Akan tetapi karena ketidaksiapan, dirinya terdorong mundur. Lia berlalu menjauh dengan perasaan kacau, setelah sebelumnya melemparkan jas Davin yang sempat di pakainya. Dia sudah sering mendengar hinaan, tapi tak pernah merasa sehina sekarang. "Mau kemana Lia? Kita belum selesai!!" teriak Davin marah dan menyusulnya. Namun Lia dengan perasaan yang bercampur aduk, tak lagi memperdulikan ucapan itu dan terus berlari. Lalu karena tak hati-hati dan tak melihat jalan, wanita itu terjatuh. Brak! Sebuah sepeda motor barusan menyerempetnya. Davin berteriak dan membuat pelaku penyerempetan yang menabrak Lia kabur. "Lia!!" *****
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN