Arthus berusaha fokus saat memulai penelitiannya. Bermodalkan sayatan kulit untuk menciptakan manusia kloning yang persis seperti inangnya. Kening pria itu berkerut tanda bahwa Sang Professor sedang dalam mode konsentrasi tinggi. Pria itu berusaha untuk berhasil. Dia tak ingin kegagalannya justru malah mengancam keselamatan orang yang dia kasihi.
Dengan berhati-hati pria itu mulai mengambil langkah ilmiah menggunting rangkaian rumit sebuah DNA untuk dia sisipkan ke dalam sel inang. Dan kini waktunya menunggu reaksi apa yang akan terjadi pada sel rekayasanya.
Di bawah microscope elektron, dia bisa melihat dengan jelas aktifitas yang terjadi. Pembelahan meiosis demi menciptakan embrio yang sempurna. Hingga akhirnya pria itu tersenyum saat melihat embrio sempurna yang telah tercipta. Sebuah sel kehidupan yang membentuk jaringan sebagai penunjuk awal mula kehidupan manusia.
Dengan perlahan, Arthus memindahkan embrio ke dalam sebuah tabung berteknologi tinggi. Tabung yang sudah difasilitasi oleh pengatur suhu agar bisa mengkondisikan ruangan tersebut sama persis seperti di dalam rahim. Tak lupa Arthus juga memasangkan selang nutrisi berukuran nano untuk menunjang pertumbuhannya. Tak hanya itu, dia sendiri pula yang menciptakan nutrisi makro dan nutrisi micro demi kesempurnaan ciptaannya.
Kini Arthus benar-benar berusaha menciptakan manusia kloning dari Maxi De Luca. Semuanya dia lakukan demi keselamatan keluarganya.
Di sisi lain….
Seorang pria yang tampan di usia tak muda lagi tampak serius menatap dua gelas kimia di tangannya. Mengarahkan gelas itu ke sumber cahaya untuk memastikan ikatan molekul di dalamnya pekat. Dengan perhitungan yang sangat teliti, pria itu mengukur massa cairan yang menetes dari sebuah pipet. Memastikan besarannya tepat sesuai harapan.
Setelah memastikan besarannya sesuai, pria itu mulai meneteskan cairan berwarna hitam pekat ke dalam gelas kimia berisi cairan kuning terang. Tak lama kemudian senyum penuh kepuasan tercipta di wajahnya. Bahkan sebuah lesung tercipta di pipi kanannya dengan begitu dalam. Pertanda dia sangat puas dengan apa yang dia buat saat ini.
“Bisa kau jelaskan senyawa apa yang kau ciptakan saat ini?”
“Ini adalah perpaduan dari senyawa morfin dan heroin. Perpaduan dua senyawa yang mampu meningkatkan kadar domapin hingga 200% pada otak. Saya yakin hal ini akan membuat penjualannya akan terus meningkat. Sedikit saja seseorang merasakannya, efeknya akan membuat sangat kecanduan. Dengan seperti itu pundi-pundi uang yang kita terima akan semakin menggunung.” William Brown. Pria berkebangsaan Inggris yang telah dipercaya oleh Maxi De Luca untuk menciptakan narkotika jenis baru tersenyum puas. Begitupun dengan Maxi De Luca. Pria itu benar-benar bangga karena tak salah memilih seseorang untuk menciptakan hal baru.
“Untuk efeknya?” tanya Maxi penasaran.
William Brown pun meminta salah satu nama yang dia sebutkan.
“Saya butuh David Ferguson,” ucap William Brown.
“Untuk apa?” tanya Maxi De Luca penasaran.
“Agar anda bisa melihat dan mendengar sendiri apa reaksinya,” ucap Prof. William angkuh.
“Panggil David Ferguson dan bawa dia ke sini,” perintah Maxi De Luca kepada Maura Lexi.
“Siap, Bos.”
Maura Lexi segera pergi untuk memanggil David Ferguson. Salah satu anggota mafia De Luca yang baru saja bergabung. Maura Lexi sendiri bingung, mengapa harus pria itu. Padahal banyak sekali orang kepercayaan Maxi De Luca yang sudah menjadi senior. Tapi Maura tak ingin beradu pendapat. Nyatanya apapun yang diperintahkan oleh seorang Maxi De Luca adalah sebuah hal mutlak.
Kini David Ferguson segera menemui bos besarnya. Dengan langkah tegap pria itu memangkas jarak dengan bisa besarnya. Pria itu pun menunduk hormat.
“Saya Mr. De Luca. Ada perlu apa anda memanggil saya? Ada kah tugas yang akan anda berikan kepada saya?” tanya David Ferguson penuh hormat.
“Duduklah di sana. Kau diberikan kehormatan untuk merasakan sensasi senyawa yang baru saja diciptakan oleh William.” Maxi De Luca memerintah sambil menunjuk sebuah kursi.
David Ferguson pun segera duduk di atas kursi yang telah ditunjuk oleh Sang bos mafia. Jujur saja ada sebuah kebanggaan saat tahu dialah yang pertama kali menikmati sensasi luar biasa dari hasil racikan tangan cerdas seorang William.
Kini David bisa melihat wujud senyawa ajaib yang sesaat lagi akan dia nikmati. Pria itu benar-benar tak sabar ingin merasakan sensasinya. Terlebih lagi dia mendengar bahwa senyawa itu lebih kuat dari morfin ataupun heroin.
Kepulan asap mulai keluar dari gelas kimia. Cairan di dalam gelas kaca itu bergejolak dan beberapa saat kemudian mulai stabil. Dengan mata kepalanya David melihat pergerakan arus cairan berwarna kuning kristal itu mengalir dan memenuhi pipa sebuah suntikan.
Dan kini David mulai menikmati rasa sakit saat jarum suntik membelah nadinya. Bahkan rasa perih itu mengalir seiring dengan mengalirnya cairan kuning kristal ke dalam aliran darah.
Secara perlahan otaknya mulai memproses. David mulai merasakan efek dari cairan itu. Efek yang sangat cepat. Bahkan jauh lebih cepat dari senyawa heroin yang biasa dia gunakan. Memberikan sensasi bahagia dan rasa percaya diri yang tinggi. Bahkan efek itu begitu kuat membuatnya seperti melayang. Tubuhnya seringan kapas. Memberikan sensasi terbang ke angkasa luas. Menikmati indahnya suasana yang tak mampu digambarkan dengan kata-kata.
“Bisa kau jelaskan apa yang kau rasakan saat ini?” ucap William. Sedangkan Maxi De Luca menunggu jawaban David. Dia benar-benar penasaran.
“Efeknya benar-benar hebat. Jauh lebih hebat dari heroin yang biasa saya gunakan. Intinya tak bisa saya ungkapkan dengan kata-kata. Ini benar-benar diluar prediksi saya,” ucap David memejamkan mata. Menikmati euforia yang sedang tercipta dalam jiwanya. Hal itu tentu saja membuat Maxi merasa sangat puas.
“Untuk senyawa ke dua, saya ingin Maura Lexi yang merasakannya,” ucap William.
“Siap.” Maura segera duduk. Sebelumnya dia menatap ke arah David yang masih memejamkan mata. Menikmati sensasi luar biasa.
Kini Maura menunggu apa yang akan disuntikkan ke dalam tubuhnya. Dia juga penasaran bagaimana sensasi dari senyawa baru lainnya. Dan dia pun mulai menikmati rasa panas dalam venanya saat cairan berwarna kuning yang lebih pekat masuk ke dalam tubuhnya.
Dalam hitungan detik, Maura merasakan sensasi panas yang membuat jantungnya memompa darah begitu cepat ke seluruh tubuh. Menciptakan energi baru yang begitu kuat. Sensasinya begitu terasa pada bagian otot dan tulang. Maura merasa begitu kuat dan berenergi.
“Bagaimana sensasinya?” tanya William.
“Luar biasa. Aku merasa seperti super Hero.”
Karena rasa puas yang menggebu, Maxi pun bertepuk tangan. Dia yakin narkotika jenis baru ini tak hanya menarik para generasi muda, tapi juga dari kalangan orang dewasa maupun anak-anak. Demi sebuah kekuatan dan rasa percaya diri yang tinggi.
“Gajimu saya naikkan 2 kali lipat,” ucap Maxi De Luca menepuk pundak sang profesor. William pun tersenyum puas atas hasil jerih payahnya menciptakan senyawa baru.
“Saya ingin menunjukkan satu hal lagi pada anda, Mr Maxi.”
“Tunjukkan!”
“Saya ingin David Ferguson yang menikmatinya,” ucap William membuat Maura membuang wajahnya karena iri.
“Saya akan mencampurkan dua senyawa ini. X-Fly dan Y-Line. Anda pasti tahu apa reaksinya kan?” ucap William tersenyum licik.
Mereka menatap gelas kimia, di mana di dalamnya dilakukan pencampuran dua senyawa . Mereka tercengang menyaksikan cairan itu bergejolak dan mengeluarkan asap. Bahkan saat gejolak di dalamnya berhenti, warna cairan itu berubah menjadi biru.
Dengan gerakan terampil, William mengalirkan cairan itu masuk ke dalam tabung suntik. David merasa bangga. Dia benar-benar berhasil mengambil hati Sang penguasa De Luca. William pun mulai menyuntikkan cairan itu ke dalam tubuh David.
Maxi De Luca benar-benar penasaran apa reaksi David selanjutnya. Namun, reaksi yang tercipta jauh di luar dugaannya. Tubuh David gemetar kuat dengan wajah pucat. Matanya terbelalak hampir keluar menahan rasa sakit yang luar biasa. Dan kini tubuhnya mulai kejang-kejang.
Maura Lexi yang awalnya tak ingin menyaksikan reaksi senyawa rahasia itu pun menoleh karena penasaran. Sejak tadi dia hanya mendengar geraman dan teriakan kesakitan seorang David. Dan kini dia justru melihat David Ferguson terkulai tak berdaya di lantai dengan mulut yang mengeluarkan busa.
“Ada apa ini?” tanya Maxi De Luca bingung.
“Dia mati,” ucap William tenang membuat kedua manusia yang menyaksikan hal itu tercengang.
“Mati?” tanya Maxi.
“Ya. Dia penyelundup dari John Smith.”
Baik Maxi De Luca dan Maura Lexi terkejut. Dia tak menyangka David adalah seorang yang diutus oleh John Smith sebagai mata-mata.
“Gajimu saya naikkan 10kali lipat,” ucap Maxi De Luca pada William.
Maxi De Luca benar-benar tak menyangka, David Ferguson adalah anak buah John Smith yang berhasil menyelundup. Selama ini dia melihat David Ferguson sebagai anak buah yang taat dan patuh padanya. Tak ada gerak-geriknya yang mencurigakan. Dan hari ini William justru telah menyelamatkannya. Membuat pria itu jadi tahu siapa sebenarnya David Ferguson.