One Punch

1562 Kata
Seorang siswa tiba-tiba datang ke gudang tempat para berandalan sekolah yang dipimpin oleh Angga berkumpul, dari balik kursi itu Amon cukup terkejut karena seseorang yang baru datang itu adalah siswa yang sebelumnya membuat ia dan Deden babak belur, dia adalah Oboi. "Buset berani amat nih orang masuk kandang harimau," ucap Amon tersenyum dan nampaknya ia memiliki pandangan yang cukup tajam. "Siapa tuh? lu kenal? gua kayaknya baru liat," ucap Edo yang saat ini duduk di belakang Amon. "Bentar lagi juga lu tau," ucap Amon yang kemudian melirik ke arah Deden. "Apa-apaan nih orang? nyari mati kali, kirain cuma ngomong doang mau ke markas, taunya beneran kemari," ucap Deden yang nampaknya lebih kesal dibandingkan Amon. "Den, liat Den dia kemari tuh, mau bales dendam gak? mumpung banyak bocah," ucap Amon yang kemudian dibalas anggukan. "Pastilah, gila aja gak bales," ucap Deden yang membuat Cungkring penasaran dengan sosok siswa yang baru datang itu. "Siapa tuh? kok gayanya belagu amat? minta digebukin kali ya? hahaha," ucap Cungkring yang nampak tertawa. Ryan yang mendengar seseorang berbicara dari arah pintu kemudian menoleh begitupun dengan Angga yang baru saja melakukan sebuah tamparan pada Arya. "Oboi? mau ngapain dia kemari? apa dia beneran mau nantangin Angga? dia beneran udah gila, dari dulu sering banget datangin sarang musuh sendirian terus nantang ketuanya, mental Oboi bener-bener di atas rata-rata. Pantes aja banyak orang yang segan ama dia," gumam Arya yang masih terduduk di lantai dan cukup terkejut melihat Oboi yang tiba-tiba datang ke sana. "Hah? siapa lu? mau ngapain kemari? anak baru lu, ya?" tanya Ryan nampak mengeluarkan ekspresi tak suka. "Aku cuma mau liat-liat aja ada apa aja di tempat ini," ucap Oboi yang memiliki gaya bicara cukup sopan jika dibandingkan dengan para berandalan sekolah yang lain. Sebenarnya dia adalah orang yang cukup misterius sejak SMP, entah apa yang melatarbelakangi semua sikapnya selama ini padahal Oboi termasuk anak yang cukup pintar bahkan ia sering berada di posisi sepuluh besar dalam kelasnya tetapi, karena banyak catatan buruk sehingga ia berkali-kali pindah sekolah, mungkin alasan utama Oboi ada di sekolah ini juga karena alasan yang sama. "Siapa nih orang," ucap Angga menampilkan ekspresi wajah tak sukanya. Angga termasuk orang yang cukup waspada dan mengetahui karakter seseorang, ia tidak akan sembarangan menampilkan ekspresi wajah pada orang yang baru bertemu dengannya sedangkan pada Oboi nampaknya Angga cukup tidak menyukai kehadirannya. "Siapa tuh? Arya? ya ampun Arya, gak di mana-mana tetep aja dibully kasian amat, sayang banget isi otaknya cuma di manfaatin orang ampe gak dihargai kayak gitu, makanya jangan jadi anak lemah Arya kalo gamau dibully terus," ucap Oboi nampak tersenyum. Mendengar perkataan demikian dari Oboi membuat Arya mengingat kembali masa di mana ia masih bersama dengan kelompoknya Oboi saat masih SMP. "Mengesalkan, dia selalu seperti itu. Aku tidak tau kenapa sejak dulu Oboi selalu memperhatikan aku sampai-sampai ia memukuli aku dan meminta untuk membalasnya walaupun aku tidak pernah sanggup untuk melakukannya karena aku cukup takut dan merasa jika aku tak seimbang melawannya. Sejak dulu Oboi selalu memaksa agar aku menjadi anak berandalan seperti mereka walaupun pada akhirnya aku terus menolak dan pada akhirnya kelompok Oboi membuang ku dan aku benar-benar kehilangan tempat berlindung, untung saja saat itu aku tak mendapatkan Bullyan karena orang-orang lebih membutuhkan aku karena isi otakku dan mereka tidak berani menyentuh karena aku terlalu dekat dengan para guru," gumam Arya menunduk malu karena seseorang yang saat ini berada di depan pintu itu mengetahui semua masa lalunya dan kini apa yang Arya tampilkan membuat ia semakin malu karena masih saja menjadi bahan Bullyan orang lain. "Hah? lu kenal bocah ini? oh lu temennya, ya? wah mau jadi sok pahlawan, lu?" tanya Ryan nampak menyeringai ke arah Oboi. "Aku kenal dia, dia temen SMP tapi sekarang kayaknya aku udah gak perduli, silakan aja lanjutin acaranya tapi, aku cuma mau ketemu Angga, mana orangnya?" ucap Oboi nampak semakin mendekati mereka. "Widih, sok banget jago ni orang mau ketemu Angga, hahaha mau ngapain lu, tong?" ucap Cungkring yang mulai berdiri dan memberikan sebuah tepuk tangan pada Oboi dan melangkahkan kakinya. "Hati-hati, dia orang yang udah bikin gua bonyok," ucap Deden pada Cungkring yang kemudian Deden ditertawakan oleh Cungkring karena ia merasa hal itu tidak harus terjadi. "Apa-apaan ni? serius? hahaha lemah amat lu, cuma sama orang kayak gitu aja lu bonyok? malu-maluin sumpah," ucap Cungkring yang malah meremehkan Oboi. Cungkring cukup penasaran dengan orang yang ada di depan pintu masuk gudang sehingga ia melangkah melewati Ryan dan mendekati Oboi lebih dekat. Cungkring yang memiliki postur lebih tinggi dari Oboi kemudian merangkul pundaknya seraya berkata. "Woy, anak baru lu , ya? emang bener lu yang bonyokin temen gua?" tanya Cungkring yang membuat Oboi hanya tersenyum yang justru membuat Cungkring semakin kesal padanya. Arya memperhatikan bagaimana Cungkring merangkul leher Oboi dan malah merasa khawatir pada Cungkring sekarang. "Rafly atau Cungkring, dia adalah orang yang selalu memajukan anak-anak kalo lagi tawuran, aku akui dia cukup kuat bahkan disebut salah satu dari lima Dewa penghancur musuh dan penguasa yang cukup ditakuti di sekolah in tapi, jika dibandingkan dengan Oboi sepertinya dia memilih lawan yang salah, bodoh apa yang kau lakukan dengan melakukan hal itu pada Oboi? jangan main-main dengan orang itu, bodoh," gumam Arya yang nampak merapatkan gigi-giginya dengan ekspresi cukup khawatir. "Woy, jawab jangan malah senyum kayak orang gila," ucap Cungkring dengan tatapan khasnya yang nampak datar tetapi memiliki aura intimidasi yang cukup kuat. "Aku hanya ingin berbicara dengan Angga dan bukan orang yang jauh lebih lemah darinya, bisa kamu lepasin rangkulan kamu? aku cukup kesulitan mengatur napas," ucap Oboi yang nampak tenang dengan ekspresi wajah tersenyum lembut. "Cungkring, lepasin dia. Jangan buat orang itu marah, kamu bisa nyesel," ucap Arya yang nampaknya terlalu reflek mengatakan hal itu. "Hah? apa-apaan tuh bocah," ucap beberapa orang yang mendengar perkataan Arya bahkan perkataan Arya itu dianggap sebagai lelucon oleh sebagian orang yang ada di sana sampai ia ditertawakan dan diledek. "Sebenarnya emang bener sih kata si kutu buku, dia emang bukan orang sembarangan," gumam Amon yang nampak khawatir dengan Cungkring. "Hah? ngomong apaan lu? lu ngeremehin Cungkring?" tanya Ryan yang cukup terkejut karena seorang yang tidak tahu apa-apa seperti Arya bisa mengatakan hal semacam itu. "Masih ada suaranya nih bocah," ucap Angga tersenyum. Mereka masih memperhatikan Cungkring yang nampaknya ingin segera memukul Oboi karena dia telah berani datang ke sana dan telah memukuli dua temannya. "Nih gua kasih tau, ya. Di sini." Belum selesai Cungkring berbicara kemudian Oboi mencengkeram wajahnya kemudian dengan sedikit gerakan punggung dan tangan ia membanting Cungkring hingga Cungkring yang badannya cukup kurus itu nampak tersungkur dan terkejut sampai ia membelalakkan matanya cukup lebar dan membuka mulut. Semua orang yang melihat kejadian itu cukup terkejut dengan kejadian itu, mereka sama sekali tidak terkesan dengan sebuah bantingan tetapi, mereka cukup terkejut karena Oboi berani melukai salah satu anggota mereka saat di dalam kandang. "Aku sudah bilang tadi untuk melepaskan, gak usah banyak ngomong kalo mau baku hantam, banyak ngomong cuma bikin orang kesel doang," ucap Oboi yang nampak tersenyum. Cungkring yang terkejut kemudian segera berdiri untuk membalas apa yang dilakukan Oboi. Kini semua anak nampak berdiri karena mereka merasa Oboi telah melewati batas dan minta diberikan pelajaran. "Ya ampun sekarang keadaannya semakin buruk, apa yang harus aku lakukan? jika au di sini bisa-bisa aku terlibat dengan mereka dan semua akan menjadi lebih rumit dari yang akan terjadi sekarang," gumam Arya nampak khawatir walaupun ekspresi wajahnya lebih terlihat ketakutan. "Gila berani amat tuh orang, nyari mati beneran nih," ucap beberapa orang yang melihat kejadian itu. Tidak ada beban dan cukup tenang, Oboi yang saat ini seharusnya dalam bahaya malah terlihat seakan tidak terjadi apapun, Ryan yang melihat itu cukup kesal karena melihat tingkah sok jagoan yang ditampilkan oleh Oboi walaupun sebenernya yang nampak sok jagoan adalah Cungkring tetapi, karena Cungkring adalah kelompok mereka dan Ryan termasuk orang yang mudah tersulut emosi kemudian ia menantang Oboi untuk berduel. "Apa-apaan ni? Woy nyari mati lu di sini? mau jadi jagoan, lu? ribut sama gua Anji**!" umpat Ryan cukup kasar dan nampak meledak-ledak seakan apa yang dilakukan oleh Oboi adalah sebuah kesalahan yang sangat besar. "Ya ampun, kenapa kalian marah? siapa yang sebenarnya sok jagoan? ayolah kawan aku hanya ingin berbicara dengan Angga," ucap Oboi nampak menyeringai yang membuat Cungkring semakin emosi ingin membalasnya. "Songong banget ni anak baru, mau ngapain sih dia ngomong sama gua? kayak yang punya sekolah aja ni anak," ucap Angga yang mulai terprovokasi oleh ucapan Oboi dan membuat ia mengakui sesuatu. "Gua Angga, ada urusan apa lu nyari, gua?" tanya Angga santai. "Ribut yuk?" ucap Oboi begitu tenang yang membuat seisi ruangan itu hening untuk sejenak kemudian suara gemuruh mulai terdengar sebagai respon keterkejutan mereka. "Hah! gila ni orang, udah bonyokin dua orang terus datang banting si Cungkring sekarang malah ngajak ribut sama si Angga, orang gila nyari mati itu mah," ucap orang-orang itu yang belum percaya dengan apa yang mereka dengar di sana. "Woy urusan lu sama gua belum kelar, sekarang malah mau nantangin bos gua, lawan gua dulu Anji**!" ucap Cungkring melayangkan sebuah pukulan ke wajah Oboi. Namun, Oboi mengelak dan malah melepaskan satu pukulan balasan cepat tepat ke dagu kanan Cungkring yang membuat Cungkring tumbang dan nampak tak sadarkan diri. Satu pukulan Oboi berhasil membuat Cungkring KO dan sekali lagi membuat anak-anak itu terkejut. "Aku sudah memperingatkan orang itu tapi tidak mau dengar, Oboi adalah orang yang berbahaya, kalian tidak akan mudah melawannya," gumam Arya yang masih terlihat khawatir dan mulai berdiri sekarang.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN