Emilia "Astaga..., ngapain mesti dipikirin sih," gerutuku saat mobil yang katanya tengil adalah mobil pinjaman dari rentcar ini sudah melaju meninggalkan gedung perkantoran. Percaya nggak percaya sih aku tuh kalau itu mobil sewaan. "Ish..., nggak banget deh. Stop memikirkan omong kosong itu," gerutuku lagi, saat teringat ucapan Prisil soal aroma tubuh tengil. Cupang hidungku kembang kempis mencari tahu kebenaran dari ucapan si ratu pesta. "Lo kenapa? Ada yang bikin lo nggak nyaman?" tanya tengil, sembari mengurangi kecepatan mobil ia memerhatikan bagian dalam mobil. Aku memicingkan mata saat menatap tengil. Kedua alisnya tiba-tiba terangkat saat menyadari aku menatap aneh padanya. "Apa? Apa gue melakukan kesalahan?" Aku memberengut tak menatap wajah tengil lagi. Dia juga tidak berta