11. Back to London

876 Kata
Luna membeku di ambang pintu ketika mendapati kekasihnya membukakan pintu kamar hotel untuknya, pria itu mengenakan celaan pendek kain di padukan dengan kaos longgar berwarna putih. Rambutnya tampak berantakan dan ia beberapa kali menguap, tampaknya ia letih dan sangat mengantuk. Tetapi, bukan itu yang membuat Luna membeku di ambang pintu, bukan. Penampilan Kenzo yang berantakan sangat menggoda, tetapi yang lebih menggoda pandangannya adalah Alexa tidur di atas ranjang dengan posisi menghadap ke sisi ranjang yang kosong sementara sisi ranjang itu jelas tidak lagi rapi. Selimut tampak tersibak menandakan bahwa seseorang telah menempati tempat itu. "Kau...." Tenggorokan Luna benar-benar tersekat. Tatapannya nanar menatap Kenzo. "Aku tertidur," jawab Kenzo mengerti dengan tuduhan Luna, ia memang tertidur di samping Alexa, setelah beberapa kali mencuri ciuman di bibir gadis itu. "Tertidur?" Luna menyipitkan matanya. "Tertidur di samping seorang gadis?" "Tidak terjadi apa-apa," ucap Kenzo. Luna memasuki kamar itu, meletakkan tasnya di atas sofa lalu ia sendiri duduk. "Apa hubungan kalian yang sebenarnya?" tanyanya dengan nada lirih tanpa menatap Kenzo. "Tidak ada hubungan apa pun di antara kami. Di internet itu, itu kesalahpahaman," ujar Kenzo memberi tahu. "Lalu, kau tidur di atas ranjang dengannya. Apa itu juga kesalahpahaman?" Kenzo menghela napasnya, ia dan Alexa tiba di Osaka pukul sebelas siang. Mereka berdua pergi ke Dontonbori, menikmati kuliner yang beragam di sana. Memakan semua yang diinginkan Alexa seolah perut gadis itu memiliki seribu sekat. Gadis itu melahap semua makanan yang dianggap menarik dari tampilannya lalu berjalan menyusuri area Dontonbori tanpa membeli apa pun. Hanya berjalan-jalan dan melihat-lihat lalu memutuskan untuk naik perahu motor menyusuri sungai.  Sore hari mereka menuju Yodogawa, mereka juga menyewa yukata. Kebetulan itu adalah saatnya pesta kembang api di sekitar sungai Yodogawa yang di adakan setiap tahun. Pesta kembang api dimulai pukul delapan malam. Tetapi biasanya orang-orang akan berkerumun sejak sore hari karena mencari spot terbaik untuk menyaksikan keindahan kembang api dengan berbagai karakter seperti tokoh kartun Jepang seperti Doraemon dan Hello Kitty, ada juga yang menyerupai air tenun dan puncaknya adalah tembakan kembang api tanpa henti ke langit selama sepuluh detik, malam hari berubah menjadi sangat cerah seperti siang hari. Saat kembali dari festival kembang api, Alexa mengeluh kelelahan dan Kenzo harus menggendong gadis manja itu hingga tiba di stasiun kereta, bukan hanya itu. Alexa juga menolak tidur di kamarnya meski Kenzo telah mengatakan jika Luna akan datang malam ini. Dan parahnya, ia sendiri tertidur di samping Alexa. Itu murni, tidak sengaja karena hari ini benar-benar lelah. "Dengarkan aku, dia tidak biasa tidur sendiri." Bagaimanapun Luna adalah kekasihnya, gadis yang ingin ia nikahi. Seharusnya tidak ada apa pun yang ia sembunyikan dari Luna dan seharusnya Luna mengerti dan memercayainya meski secara tidak langsung ia telah berkhianat. Mencium Alexa diam-diam. Luna menelan ludahnya. "Jadi, kau sedang bertindak seolah baby sitter?" tanyanya dengan nada mengejek. "Ya, bisa di bilang begitu... anggap saja begitu." "Kau tidak masuk akal!" Suara Luna meninggi. Bagaimanapun secara logika tidak sepantasnya Kenzo berada di atas satu ranjang dengan Alexa jika mereka tidak memiliki hubungan apa pun. Apa lagi, Kenzo tahu jika ia akan menyusul malam ini juga. "Kau yang tidak masuk akal." Sama seperti Luna, nada suara Kenzo juga meninggi. Kembali Luna terkejut, Kenzo yang ia kenal tidak pernah membalas perkataannya dengan cara seperti itu. Luna mendongakkan wajahnya, memberanikan diri menatap pria di depannya. "Ken, kau berubah hanya karena dia," ucapnya sambil memicingkan matanya. "Tidak ada yang berubah, kau kelelahan dan mengantuk, begitu juga aku, sebaiknya kau tidur... kau bisa tidur bersama Alexa, aku akan tidur di kamar sebelah," ucap Kenzo. Mereka memang menyewa kamar bersebelahan dengan fasilitas pintu penghubung. "Tidak, aku akan tidur denganmu," ucap Luna sambil bangkit dari duduknya. Kenzo memejamkan matanya sesaat. "Jangan kekanakan," ucapnya. "Baiklah, aku memang mengganggu waktu kalian, aku salah. Tidak seharusnya aku di sini." Luna menjeda ucapannya, gadis itu menatap Kenzo dengan tatapan tajam. "Lebih baik aku kembali," lanjutnya. "Luna, ini pukul dua malam, apa kau tidak waras?" "Ya, aku tidak waras karena menyusul kalian menggunakan kereta terakhir!" bentaknya. Dengan kasar Luna meraih tasnya, ia hendak melangkah pergi, tetapi Kenzo menahannya. "Jangan bertindak konyol," ucap Kenzo, rahangnya mengeras. "Kurasa yang paling konyol di sini adalah kau," balas Luna, ia mengangkat dagunya tinggi-tinggi. Kenzo menghela napasnya, belum sempat ia mengembuskannya suara Alexa terdengar. "Apa kalian ingin berdebat sampai pagi?" sarkasnya. Kedua tatapan Luna dan Kenzo mengarah kepada Alexa yang duduk di tepi ranjang, rambutnya yang panjang selalu terurai tampak sedikit berantakan, tetapi Kenzo berani bersumpah jika Alexa tampak begitu menggairahkan dengan tampilan seperti itu. "Oh, maaf Tuan Putri, aku mengganggumu. Aku akan pergi dari sini agar kalian bisa melanjutkan perselingkuhan kalian." Luna berbicara dengan nada sinis membuat Kenzo menatap tajam ke arahnya. Alexa dengan lembut menurunkan kakinya, berjalan menuju kedua orang yang sedang bersitegang tanpa menggunakan alas kaki. "Luna, aku dan Kenzo tidak ada hubungan apa-apa, terserah kau percaya atau tidak." Ia menatap Luna dengan tatapan permusuhan karena ia menganggap Luna berhak mendapatkan itu, gadis itu telah membuat tidurnya yang nyaman terganggu. "Jika kau masih mempermasalahkan aku tidur dengan Kenzo, oke... aku minta maaf." Kenzo menekan sebelah pelipisnya yang terasa berdenyut. Ia tidak yakin dengan ucapan Alexa, ia yakin Alexa memiliki rencana lain di balik permintaan maafnya. "Biar aku yang kembali ke London malam ini juga, aku akan meminta Daddy untuk menyiapkan jet pribadi sekarang," ucap Alexa membuat Kenzo semakin yakin di balik tubuh kecil Alexa otaknya tidaklah kecil. Ia sangat pandai membuat musuhnya bertekuk lutut karena tidak memiliki pilihan lain.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN