Aku sadar dengan seluruh pikiran logis yang ada di kepalaku. Namun entah mengapa Ketika Dhaffin menyentuhku dengan cara seperti ini aku seperti diingatkan bila sejauh apapun perjalanan yang aku lalui nyatanya aku hanyalah seorang wanita biasa. Seorang wanita yang dengan normalnya akan terbius oleh sebuah godaan sensual dengan cara yang sehati-hati ini. Aku juga bisa memahami betapa sangat tidak inginnya bibir pemuda ini menjauh dari milikku. Terus saja dia memagutnya tanpa henti seolah takut bila berhenti melakukannya dirinya akan lemah atau tersadarkan Kembali atas situasi yang akan dia hadapi beberapa saat lagi. Hembusan napasnya yang menerpa wajahku dalam keheningan ruangan. Bagian mana yang tidak bisa membuatku untuk bisa tenang dan mempertahankan akal sehat disaat ambisi tubuh kami na