pertukaran
"Lenna kamu mahu ya tukar tempat denganku ??" tanya lessa merayu, lenna menoleh kakaknya dan mengerutkan alisnya.
"loe kenapa mahu tukar posisi sama gue? udah gila?" tanya lenna bingung dengan kakaknya.
"lenna aku kan ngak pernah mintak apa-apa sama kamu kali ini aja aku mohon please ya , mahu ya?"pujuk lessa dengan suara merayu ditambah rupanya yang dibuat sedih. lenna melepaskan nafas berat
"iya - iya gue setuju tapi buatkan gue peta buat ke kelas loe dan meja loe juga" ujar lenna membuatkan lessa tersenyum bahagia. "makasih lenna aku sayang banget sama kamu." ucap lessa keduanya saling memeluk..
'lenna hari ini loe itu airas herlessa bukan airis herlenna loe harus bisa jaga sikap,harus lemah lembut !' kata hati herlenna membuatkan dia menggeleng perlahan kepalanya . "susah benar bila harus menjadi orang lain"gumam herlenna sendiri. seperti hujan yang turun membasahkan baju herlenna dengan air lumpur .
"dasar b******k! gila! baju gue jadi kotor, dasar mobil sialan " teriak herlenna marah segala lemah lembut yang dibuatnya hilang begitu saja.
herlenna meneruskan langkahnya ,
sampai dihadapan sekolah herlenna melihat mobil mewah yang membuatkan bajunya menjadi kotor. tanpa berfikir panjang herlenna menendang mobil itu
"Dasar mobil b******k! baju gue kotor gara-gara loe! siapa tuan loe mobil b******k?!" marah herlenna seperti gadis gila yang sedang mengamuk pada sebuah mobil.. herlenna melihat jam di tangannya,
'aduh udah telat ' getus hatinya.. herlenna terus berlari menuju ke kelasnya..
disisi lain dua pasang mata sedang melihat seorang gadis yang sedang mengamuk, menendang dan memukul mobil mereka.
" kak alex ngak mahu turun?"tanya steven yang berada di sebelah pemandu. mata steve membulat melihat kereta mewah sepupunya ditendang.
"gila ini cewek ngak tahu apa mobil ini mahal kalo rusak emang dia bisa ganti apa?" marah steven lagi.
"biarkan saja steve , anak ini marah-marah tapi tetap saja imut" ujar alex membuatkan steve melopong
'kak alex ini udah gila apa ya? mobil kesayangan nya dihajar malah dia senyum heran gue?' pikir steven sendiri.
setelah melihat gadis itu pergi steven pamit untuk ke kelasnya "aku pergi dulu ya kak"pamit steven, alex menganggukkan kepalanya, lalu steven keluar dari mobil dan melangkah ke kelasnya.
"loe anak baru jangan sok cantik ,sok pintar, loe itu cuma anak miskin yang diberikan biasiswa dari sekolah ini, jadi loe harus ikut kata gue!" ujar seorang gadis berambut merah sambil mencengkam tangan lenna.
lenna menghela nafas 'ini alasan lessa mahu tukar posisi dengan gue, jadi lessa dibuli pantas aja dia merayu mahu tukar.'bisik hati lenna .
lenna bangun dan menepis cengkaman di lenggang nya . "duduk" kata salah seorang gadis yang berada di belakangnya dan memegang bahu herlenna dan memaksanya duduk.
'sabar lenna sabar, loe harus lembut sabar.' lenna menenangkan hati nya. " loe ini harus gue kasi pelajaran dulu baru mahu nurut !" marah gadis berambut merah itu lagi sambil menarik rambut herlenna .
'gue udah ngak bisa tahan , maaf lessa loe harus jadi singa betina hari ini.' gumam hati herlenna .
herlenna berdiri dan memegang tangan gadis di depannya dan mendorong gadis itu hingga tersungkur.
seseorang kembali menarik rambut herlenna dari belakang, herlenna menendang dari belakang hingga gadis itu jatuh sambil memegang perutnya.
herlenna mengepal tangannya seperti akan menghentam mereka yang ada didepannya.
"apa - apaan ini Rianti,Roza,Lessa & rini kalian maju kedepan !" semua mata melihat kearah suara dihadapan.
"bu dewi" semua anak menyebut nama itu kecuali herlenna & anak lelaki disebelah bu dewi itu.
"kenapa bengon ? yang nama saya sebut maju kedepan!" ucap bu dewi lagi. lenna mengeluh dan berjalan maju kedepan diikuti roza,rianti & rini..
"lenna kamu bukan lenna kan?kamu lessa kan?" tanya rizka sambil tersenyum.
" kenapa kamu bilang begitu aku lenna kok jadi lessa?" tanya lessa ,
rizka merupakan teman dekat adiknya , ya maklum adiknya lebih senang bergaul sama rizka berbanding sahabat wanita kerna sikap herlenna yang seperti cowok itu.
"aku tahu kamu bukan herlenna , kamu pasti herlessa, lenna mana mungkin fokus belajar, paling tidak seperti biasa dia tidur aja. kalo kamu lenna mana mungkin dia bicara seperti ini dengan aku, pasti sudah di sengel kepala ku." ujar rizka panjang lebar membuatkan herlessa ketawa.
susah benar untuk menjadi seorang airis herlenna tertangkap jugak.
"ya ya aku lessa,kenal betul ya kamu sama adik aku.?" tanya lessa. rizka tersenyum .
"walaupun kalian kembar tapi kalian itu bedanya langit sama bumi, gunung sama laut , air sama api pokoknya emang ngak akan sama , aku pasti bisa bedaain yang mana lenna yang mana lessa walaupun rupa kalian itu mirip benar tapi tingkah kalian cara kalian memang ngak ada yang sama berbeda banget." ujar rizka lagi.
lessa mengakui itu walaupun mereka kembar tapi mereka jauh berbeza personaliti.. lessa tersenyum kerana ada yang dapat meneka mereka selalu saja setiap herlenna membuat masalah pasti herlessa yang akan diserang gara-gara rupa mereka sama..
"ngomong - ngomong emangnya kenapa loe gantikan herlenna ? apa dia ngak sihat ?" tanya rizka lagi. lessa menggeleng kepala .
"dia sihat-sihat aja, cuma aku minta dia tukar posisi sama aku."kata lessa membuatkan rizka menaut alis matanya.
"udah kenapa kamu mahu tukar-tukar gitu? ngak takut tertangkap ? kamu bisa dibuang sekolah lessa ." ucap rizka sambil memandang wajah putih herlessa..
"disana anak-anak semua sombong riz, aku ngak punya teman malah aku dibuliin terus," lessa pengen nangis kerana dirinya tak seperti herlenna yang akan melawan setiap kali dia diperlakukan tidak adil.
"hahaha, kalo pembuli itu membuli kamu hari ini pasti penyesalan benar yang meraka dapat, lenna bukan orang yang bisa tahan sabar dengan lama pasti akan ada pertunjukkan WWE di smA elit perdana sekarang."kata rizka membuatkan herlessa tersentak,
'aku lupa lenna tak bisa tahan sabar, aduhh gimana sekolahku' lessa merasa kurang enak namun dia merelakan kerna ini permintaan nya..
Alexander berjalan keluar dari pejabatnya, disamping pintu kamarnya terlihat lily yang sedang mengoles bibirnya dengan lipstick merah..
'apa aku ada mengambil badut bekerja apa' gumam hati Alexander dia melangkah menuju ke mobil merahnya yang sudah diletakkan dihadapan perusahaannya
melihat mobilnya yang ada kesan kemik di bahagian pintu mobil membuatkan dia tersenyum.
'kenapa aku tidak rasa marah? apa kerna dia tingkahnya mirip sama bocah yang dulu menolongku ? kemana kamu bocah ? apa kamu sudah besar?' Alexander menghela nafas panjang .
Alexander memandu mobilnya ke restoran permata kerana hari ini ada sesi pengambilan pekerja part time, dia melihat jam ditangannya dan hampir melanggar seorang gadis yang lagi membawa templete yang sudah berterbangan..
Alexander keluar dari mobil dan membantu mengangkat gadis itu untuk bangun.
" ngak apa-apa pak, aku baik- baik saja terima kasih sudah nolongin" ucap gadis itu.. Alexander tidak mengatakan apa-apa dia terdiam melihat gadis yang berada dihadapannya..
"pak .. bapak ??" gadis itu melambai - lambai tangannya dihadapan Alexander, membuatkan Alexander terkejut
"ohh maaf , kamu tidak apa -apa??"tanya Alexander , gadis itu menggeleng kepala nya ,
"aku baik- baik saja, pak kenapa mengelamun? " tanya gadis itu .
Alexander melihat mobilnya.
"kamu pernah lihat mobil ini?" tanya Alexander membuatkan gadis itu berpaling melihat mobil itu.
"ini baru pertama kali aku melihat mobil cantik ini, apa ada yang rusak pak? aku mintak maaf pak kalau bapak mahu mintak ganti aku belum bisa bayar tapi kalo cicilan aku mungkin bisa," kata gadis itu sudah mengeluarkan air mata.
Alexander menjadi gelabah semua mata melihat mereka.
" kamu ngak perlu gantiin apa - apa kamu baik-baik aja sudah ngak apa. " mendengar kata-kata Alexander gadis itu sudah berhenti menangis.
Alexander menbopong gadis itu ke kerusi disambing pondok telefon..
"aku pergi dulu ya , aku lagi buru- buru soalnya." pamit Alexander, gadis itu mengangguk kan kepalanya.
herlenna nenunggu interview untuk bekerja part-time di sebuah restoran, interviewnya ditunda selama sejam kerana pemilik restoran nya dalam kesulitan.
herlenna mengenakan seluar denim setengah, baju tshirt didalam kemeja berjalur diluar .. rambutnya dimasukkan kedalam topi.. herlenna melihat jam di tangannya.
"lama sekali perut aku udah lapar"gerutu herlenna, tangannya memegang perutnya.
"airas herlessa?" panggilan nama herlessa membuatkan herlenna terkejut herlena langsung menuju ke tempat interview nya.
herlena melihat dua orang lelaki muda , yang satunya bisa dibilang biasa saja, tapi yang didepannya ini bisa buat jantung herlena jatuh tapi bukan herlenna kalo bisa jatuh cinta pandang pertama seperti ini.
lelaki dihadapannya tidak melihatnya walaupun dia sedang duduk didepannya .
"kenapa kamu mahu bekerja disini ?" tanya lelaki itu sambil mengangkat wajahnya.
" kerana saya itu perlu cari uang buat kebutuhan saya hari -hari pak , saya bisa buat semua kerja pak, bapak ngak bakalan nyesal terima saya bekerja disini." ucap herlenna dengan senyumannya yang menampakkan pipit di kedua pipinya..
Alexander terkejut melihat gadis didepannya
'cepat benar dia ganti baju & datang kesini, apa dia hantu apa?' bisik hati Alexander. Alexander meneliti profil gadis itu..'jadi namanya airas herlessa, padahal senyuman kamu mirip dengan bocah kecilku yang akan melihatkan pipitnya waktu tersenyum, dimana kamu airis? apa kamu masih ingat aku?'
Alexander kembali tersedar setelah gadis didepannya mengucap sekian atas ceritanya.
"kamu bisa mulai bekerja besok, pastikan kamu ngak lewat." gadis itu kembali senyum
"terima kasih pak." ucap gadis itu dan menhilang dari celah pintu..
seorang wanita paruh baya sedang melihat tanaman bunga - bunganya sambil memegang secawan teh. bunyi enjin mobil membuatkan beliau menoleh kearah gerbang depan.
"mammy lagi buat apa sendiri disini?" tanya Alexander yang menghampiri beliau.. wanita itu tersenyum.
"mammy itu harusnya rehat di kamar , mammy itu belum sembuh total." ujar Alexander lagi.. wanita itu mengelengkan kepalanya
"mammy baik- baik aja , kamu ngak lihat ni" reva menunjukkan tangan dan kakinya yang bisa digerakkan.
setelah kemalangan yang meregut nyawa suami dan adiknya dan dia lumpuh seluruh badan setelah 10tahun akhirnya dia dapat bergerak kembali walaupun masih dengan bantuan tongkat.
"mammy steve kemana? motornya ngak ada tu?" tanya Alexander, reva menoleh melihat parkir di sebelah mobil Alexander.
"biasa la kalau hari ini pasti ketemu mama sama papanya."ucap reva lemah. walaupun steven hanyalah keponakannya namun dia menyayangi steven seperti menyayangi Alexander, steven sudah dibesarkan dari umurnya 9tahun.
"ya sudah mammy , alex masuk dulu ya, mau mandi." ucap Alexander lalu berjalan memasuki ruang tamu rumahnya.
Reva merenung taman dihadapannya, dia melihat foto yang dipeluknya. gambar dua orang bayi perempuan , satu bayi laki -laki dan satu anak laki -laki yang berumur 6tahun.
'nana sama sasa kemana kalian?, kalian menghilang kemana waktu kemalangan itu, tante akan mencari kalian! itu janji tante sama orang tua kalian sebelum mereka meninggal.' air mata mengalir dari pipinya..