44. Nervous

1177 Kata
‘Aku tinggal menunggu komando darimu dan pengacaraku siap mengeluarkan ayahmu dari penjara. Dan ya, ayahmu akan bebas dari segala tuntutan.’ “Selena!” Gadis itu tersentak dan refleks mendongakkan kepala. “Y- ya, Pak!” Ia bangkit dengan cepat saat melihat wajah Kim Seo Joon. Tampak lelaki itu mendongak hanya untuk mendengkus. Dan dari desahan napas gusar itu, Selena bisa mengetahui seberapa kesal bosnya saat ini. “Aku memanggilmu sejak tadi di mana pikiranmu?!” Selena pun menunduk. “Maafkan saya, Pak,” ucapnya. Sekali lagi Kim Seo Joon mendengkus. “Ya, sudah. Cepat pesankan restoran. Aku mau makan siang di luar.” Masih menundukkan kepala, Selena pun bertanya. “Baik, Pak, Anda mau makan siang di mana?” tanya gadis itu dengan nada rendah, tampak ketakutan. “Sushi Nakazawa!” jawab Kim Soe Joon dengan nada rendah, setengah mendengkus. “Baik, Pak,” ucap Selena. Ia tak berani lagi mendongakkan wajah. Bahkan ketika Kim Soe Joon memutar tubuh dan kembali ke ruangannya, Selena tetap tak bisa mendongakkan wajahnya. Sejak kejadian tadi pagi, Kim Soe Joon sudah terlihat sangat kesal. Sekalipun Selena merasa semua ini tak adil untuknya. Ya, bagaimana bisa Kim Soe Joon marah pada Selena sementara dia tidak tahu apa-apa. Mana Selena tahu kalau ternyata Aaron Travis membobol password ruangan bosnya. Lagi pula mengapa juga dengan pria itu. Sungguh, Selena benar-benar tak bisa menarik pikirannya dari perkataan Aaron Travis yang sejak tadi meraung-raung dalam pikirannya. Ini sangat sialan karena pria itu ternyata meninggalkan pengaruh besar dan Selena semakin gelisah tak karuan. “Hah ....” Gadis itu hanya bisa mendesah. Setelah mendapatkan kontak restoran sushi tersebut, Selena langsung beranjak menghubungi pihak restoran dan memesankan meja sekaligus segera menyediakan hidangan untuk bosnya. Tak berselang lama, Kim Soe Joon telah keluar dari ruangannya. Selena langsung menundukkan wajah. Sementara Kim Seo Joon mengerutkan dahi, memandang Selena. “Kenapa masih di situ?” Mendengar pertanyaan itu lantas membuat Selena mendongak. Manik cokelatnya tampak membulat, memandang bosnya dalam diam. Kim Soe Joon mendengkus dan kembali memalingkan wajah sinisnya. “Kau!” tandasnya. “kenapa masih di sana. Cepat berdiri!” Tanpa bertanya Selena langsung bangkit dari tempat duduknya. Entah mengapa gadis cerdas itu jadi kehilangan kecerdasannya. Semua ini karena Aaron Travis dan Selena sangat membencinya. “Ck!” Kim Seo Joon berdecak bibir. “kau juga ikut denganku!” ketusnya. “Oh, baik, Pak.” Selena berbalik dan dengan cepat merapikan meja kerjanya. Ia langsung mengambil tas dan keluar dari kubikelnya. Dia berjalan sambil menundukkan kepala, menghampiri Kim Soe Joon dan pria itu tak berhenti mendengkus. Kim Soe Joon pun memutar tubuh dan berjalan meninggalkan tempat itu. Selena mengekorinya dari belakang. Masuk ke dalam lift, suasana di sana terasa sangat sunyi. Selain desahan napas berat dan gusar dari Kim Seo Joon. Presdir The King Holdings itu menjadi gusar sejak tadi pagi. Ada sesuatu yang terus mengganggu pikirannya sejak tadi dan sebenarnya lelaki itu tengah bergulat dengan pikirannya. ‘Semoga Selena mau kuajak kerja sama,’ batinnya. Pintu lift terbuka dan keduanya keluar menuju lobi. “Selamat siang, Presdir Kim.” Semua orang yang kebetulan ada di sana langsung menyapa pria berparas Asia tersebut. Dan tak ada satu pun dari sapaan tersebut yang digubrisnya. “Selamat siang, Pak Presdir.” Bahkan saat dua orang satpam menegurnya, ia tetap tak menggubris. Lelaki itu terjebak dalam pemikirannya sendiri dan sulit untuk mengabaikannya. Tiba di dalam mobil, Selena pun duduk di samping Kim Seo Joon. Bibir pria itu terkatup tanpa mau mengatakan apa pun. Dia membawa mobilnya dengan kecepatan sedang menuju pusat kota. Tiba di depan sebuah restoran klasik bergaya Jepang, Kim Seo Joon pun memarkirkan mobilnya dan ia mendengkus dan terdiam di sana. Sementara Selena membuka sabuk pengamannya dengan cepat lalu melesak keluar dari mobil. ‘Bagaimana harus mengatakannya, ya, apa Selena akan tersinggung? Apa dia akan langsung mengundurkan diri dari perusahaanku?’ Pria itu terus membatin. Entah mengapa dia jadi sangat gelisah hanya untuk mengajak Selena memenuhi tantangannya. Kim Seo Joon tahu persis bahwa Selena bukanlah gadis murahan. Untuk itulah Aaron Travis memberikan tantangan itu, karena rupanya Aaron pun sudah menebak karakter Selena di hari pertama mereka melihatnya. Ya, tepat saat dia beradu mulut dengan Darren McKenzie. Saat itu Selena tak terima direndahkan oleh Darren hingga pria itu menamparnya. Sekarang Kim Seo Joon harus mengajak wanita muda itu bekerja sama dan entah alasan apa yang membuat Kim Seo Joon merasa tidak enak hati. “Pak.” Suara Selena memecah lamunan singkat Kim Seo Joon dan membuatnya mendongak. Selena berdiri di sisi kiri mobil dan Kim Seo Joon pun menegakkan badan sambil menekan tombol untuk menurunkan kaca mobil. “Meja Anda sudah siap, Pak,” ucap Selena. Tampak Kim Seo Joon menarik napas terlebih dahulu dan membiarkannya tetap di d**a selama beberapa detik hingga ia menganggukkan kepala sambil melepaskan desahan napasnya. Ia pun bergegas membuka sabuk pengaman dan bergegas keluar dari mobilnya. Selena yang berada di luar dan menunggu Kim Seo Joon kemudian menundukkan kepala. Entah mengapa dia begitu segan dengan Kim Seo Joon semenjak pria itu menjadi bosnya. Gadis itu baru berani memutar tubuh setelah Kim Seo Joon melewatinya. Dengan cepat Selena menyusul Kim Seo Joon ke dalam restoran. Setibanya di dalam, mereka disambut oleh seorang pelayan. Wanita berpakaian khas Jepang itu menuntun Kim Seo Joon dan Selena memasuki sebuah bilik yang tertutup, terbuat dari bambu dan Selena beserta bosnya duduk di lantai, di depan sebuah meja kayu yang sudah terisi penuh dengan makanan Jepang. Ada desahan napas panjang yang mengawali gerakan tangan Kim Seo Joon meraih sumpit dan sendok kecil panjang di depannya. Ia mengawalinya dengan menenggak seteguk sake. Itu membuat wajahnya mengernyit dan ia mendesah pahit. Saat hendak mengambil makanan di depannya, Kim Soe Joon menangkap sesuatu yang membuatnya mendongak dengan kening mengerut. “Kenapa diam saja?” Pertanyaan Kim Soe Joon langsung membuat Selena mendongak. “Hem?” Ia menggoyangkan kepalanya dengan cepat. “oh ya!” Gadis itu mendelik. “maaf,” gumamnya lalu kembali menunduk. Tangan Selena tampak gemetar saat hendak memegang sumpit dan Kim Seo Joon menangkapnya dengan jelas hingga pria itu kembali mendesah berat. “Tak usah formal ini di luar kantor. Lagi pula aku ingin bicara santai sambil makan siang,” ucap Kim Soe Joon. Dia sendiri sedang berusaha menutupi rasa gugup dan gelisahnya. Selena pun mengulum bibir dan membentuk senyum simpul di wajah. “Hem,” gumamnya sambil menganggukkan kepala. Gadis itu akhirnya berhasil memegang sumpit dan mulai mengambil makanan di depannya. Sementara itu Kim Soe Joon makan dengan cepat dan menenggak sake tiap kali habis menyuap mulutnya. Well, jika para miliuner itu berpikir bahwa Kim Seo Joon tak bisa menenggak alkohol, maka mereka salah besar. Mulutnya terbiasa dengan soju dan sake. Dia hanya membenci minuman bar yang dicampur-campur dan menjadi tidak enak. Tak seperti sake dan soju yang memiliki ciri khas. “Ayo, makanlah, makanlah.” Pria itu menutup ucapannya dengan senyuman membuat Selena mengerutkan dahi dan ketika Selena mendongak, ia pun melihat wajah Kim Seo Joon yang berubah kemerahan. Gadis itu menggoyangkan kepalanya dengan cepat dan menarik kesadaran penuh. Dia hanya tak tahu bahwa Kim Seo Joon butuh alkohol untuk memancing keberaniannya.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN