Ervin berbaring di samping Karen dengan napas yang memburu setelah pelepasan terakhirnya. Dia benar-benar seperti perjaka saja yang baru menyentuh wanita, padahal dirinya sudah berpengalaman cukup banyak dengan beberapa wanita. Namun dengan Karen terasa berbeda, mungkin karena wanitanya itu perawan sehingga terasa berbeda dan menakjubkan. Karen begitu luar biasa, tidak sia-sia dirinya menahan gairahnya untuk menyentuh Karen. Kulit Karen begitu lembut dan responsif atas sentuhannya, apalagi di bagian-bagian tertentu begitu sensitif membuatnya seketika melayang oleh gairah. Ia bersyukur Karen bisa mengimbangi dirinya yang kehilangan kendali saat dirinya menyentuh Karen. Dia melirik Karen yang masih lelah dengan kegiatan menyenangkannya tadi, wajah wanita itu penuh dengan peluh. Matanya ter