MENANTU TERCINTA

886 Kata

Bu Adwina kembali dari kantornya, di ruang tengah ia disambut putra dan menantunya. Bu Adwina menatap Devita yang tanpa cadar dengan seksama. Ia harus mengakui, kalau ucapan Adrian benar, sangat mudah untuk bisa jatuh cinta pada Devita. Wajah yang cantik sempurna, tanpa cela. Tatapan mata yang lembut dan penuh ketulusan. Senyumnya manis dan tidak dibuat-buat. "Bunda, aku minta maaf karena tadi siang pasti aku sudah membuat Bunda menunggu kami untuk makan siang" ujar Adrian, Bu Adwina tersenyum. "Tidak apa-apa, Bunda mengerti. Devita, kamu cantik sekali Sayang, pantas saja kalau Adrian tergila-gila padamu" Bu Adwina menatap Devita lembut. Semburat merah menjalari wajah putih Devita, ia tersipu mendengar pujian ibu mertuanya. "Terimakasih karena mau menerima Adrian dengan semua kekurangan

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN