Maaf banyak Typo
: )
"Kamu ngga bodoh kan, Mas? Itu video asli. Aku... Aku bukan wanita naif dan bodoh, Mas. Kamu nggak suka aku. Aku tahu. Kamu bahkan sangat benci aku. Sebagai bukti, aku rekam suamiku yang meniduriku dalam keadaan mabuk 4 hari yang lalu. Misal aku hamil, nggak ada drama kamu nuduh aku hamil dan selingkuh dengan laki-laki lain...."
Ucapan dengan nada tegas Ayu di atas mengiang-ngiang dalam pikiran dan benak Alex saat ini. Alex yang kedua matanya masih belum beranjak dari layar ponsel Ayu yang menampilkan video tidak senonoknya dengan Ayu.
Yang Alex putar terus dari tadi berharap video itu bukan dirinya dan Ayu.
Tapi, harapannya harus pupus karena kenyataannya, video itu memang adalah dirinya dengan Ayu. Dan Alex tidak bodoh untuk tidak bisa mengenal dan tahu kalau itu adalah video asli. Bukan video hasil editan.
4 detik waktu yang Alex gunakan untuk menguasai dirinya agar lebih tenang. Nafasnya yang memburu juga perlahan kembali teratur dan masih dengan tatapan tajam dan dinginnya, Alex menatap kearah Ayu yang terlihat berdiri dengan tenang dan tegar di depannya saat ini.
Dan melihat wajah tegar dan tenang Ayu kembali membuat amarah Alex berada di puncak. Dan Alex...
Brak
Membanting ponsel Ayu dengan bantingan yang sangat kuat bahkan membuat ponsel Ayu terpecah menjadi 3 bagian.
"Aku bisa membelinya lagi. Banting saja. Yang penting Mas sudah menonton video tadi,"Ucap Ayu masih dengan nada dan raut tenangnya.
Walau di dalam sana, hatinya teramat sakit. Sakit akan penolakan Alex. Sakit akan reaksi Alex di saat laki-laki itu tahu kalau laki-laki itu sudah memerawani dirinya 4 hari yang lalu.
Dan sakit, mengetahui Alex yang sepertinya tidak suka memiliki anak dengan dirinya.
Dan Ayu merutuk dirinya yang melamun barusan. Melamunkan betapa menyedihkan dirinya sehingga tanpa bisa Ayu elak dan hindari, kembali dagunya saat ini sudah ada dalam rangkuman agak kasar tapak tangan Alex
Alex yang jarak wajahnya dengan jarak wajahnya hanya beberapa inci saja. Membuat Ayu tidak berani bernafas dan menahan nafasnya kuat karena apabila ia bernafas, maka hembusan nafasnya akan menimpa telak wajah Alex sebagaiamana hembusan nafas segar Alex yang baru mandi menimpa telak wajah dan indera penciumnya.
"Kenapa?"Tanya Alex dingin.
Jelas, ucapan singkat Alex di atas membuat kening Ayu berkerut bingung.
Kenapa? Apa maksud Alex?
"Kenapa kamu nggak menolakku malam itu? Kenapa sialan! Apakah... apakah kamu sengaja melempar dirimu pada diriku yang dengan sialannya memang mabuk malam itu, hm?"Teriak Alex tertahan tepat di depan wajah Ayu bahkan membuat Ayu menutup kedua matanya kuat saat ini dan sebisa mungkin melepaskan dirinya juga dari Alex yang masih merangkum kasar dagunya saat ini.
Dan berhasil. Melihat kedua mata Alex yang memerah. Ayu reflek melangkah mundur. Tapi, sialan! Ayu malah mentok dengan ranjangnya bahkan Ayu sudah jatuh terduduk di atas ranjang saat ini, dan mendongak pada wajah Alex yang sangat-sangat menyeramkan saat ini.
"Kamu sengaja eh? Melempar dirimu padaku yang mabuk berat malam itu? p*****r!"ucap Alex dengan geraman tertahannya.
Dan Alex semakin geram melihat Ayu yang hanya diam saat ini.
Tapi, Alex menatap Ayu bingung di saat Ayu melepaskan dan membuka baju kerah panjang yang selalu Ayu pakai beberapa hari ini, dan Alex tercekat di saat Ayu memperlihatkan lehernya. Ayu sudah kembali berdiri saat ini tepat di depan Alex yang kedua matanya menatap dalam dan tajam pada batang leher Ayu. Pada batang leher Ayu yang terlihat....
"Kamu lihat leherku, Mas. Bekas tanganmu, dan garukanmu bahkan masih ada sisanya di leherku. Susah payah aku menutupinya dari mama papaku, dari semua orang yang ada di sekolah. Ini adalah bukti betapa besar dan kuat aku menolakmu, tapi dasarnya laki-laki yang sedang mabuk, walau sudah teler, kamu kayak iblis. Tidak punya hati dan kasar meniduriku 4 hari yang lalu. Badanmu sebesar gaban, bagaimana bisa aku mengalahkan dirimu 4 hari yang lalu, jangan sok-sok terluka di sini. Aku yang harusnya terluka dan cemas. Aku yang rugi. Aku yang masa depannku akan hancur karena kebiadabanmu 4 hari yang lalu. Aku sudah tidak pera*an dan akan ada bekasnya. Kamu? Tidak ada yang bisa membedakan dengan mudah kalau kamu masih atau sudah tidak perjaka. Aku di sini yang rugi, jadi hentikan bacotanmu yang menyalahkanku seakan aku lah penjahat yang sangat hina di sini karena sudah tidur denganmu. Denganmu yang kayaknya sudah tidak perjaka lagi melihat betapa liar dan menjijikkan dirimu malam itu.... "
Tbc !