“Sebenarnya aku tidak mau memaksa. Tapi melihat kondisi yang ada, aku tahu kamu butuh bantuan seseorang. Dan aku yakin, yang bisa membantumu saat ini hanyalah aku.”
“Kamu pikir, aku tidak bisa menyelesaikan masalahnya sendiri?”
Lelaki berambut hitam yang semula duduk santai di atas sofa, langsung berdiri dan berjalan mendekat ke arah Ana. Dia tersenyum mengejek. “Biar aku ajari sesuatu yang tidak kamu dapatkan saat di kampus. Setelah terjun ke masyarakat, optimis saja tidak cukup. Kamu tidak bisa menyelesaikan masalah hanya berbekalkan keyakinan. Nyatanya, kamu akan selalu butuh kekuatan orang yang punya kuasa sepertiku untuk bisa menyelesaikan sesuatu.”
Kali ini Ana terdiam. Sadar kalau dia memang meragukan dirinya sendiri sejak awal. Tapi masih berat untuk mengiyakan tawaran yang diberikan.
“Lagipula, yang aku tawarkan bukan hanya untuk masalahmu saja. Masalah orang yang kamu pedulikan juga bisa dengan mudah aku atasi,” tambah si lelaki bernama Remy. Sang CEO muda dari perusahaan fashion terkenal nernama Hellion. “So, bagaimana?” tanyanya lagi, karena Ana hanya terdiam.
“Kamu... tidak sedang mencoba menipuku, kan?”
Jawaban Ana justru direspons dengan tawa. “Ana... Ana... untuk apa orang sepertiku menipu? Bahkan aku sudah tidak butuh uang.”
“Bu-bukan begitu...”
“Lagipula, apa sih yang sulit dari syarat yang kuberikan? Aku bisa menjamin semua permasalahanmu akan selesai."
Ana masih bungkam. Terlalu banyak yang kepalanya pikirkan hingga tidak mengerti harus memberi tanggapan seperti apa.
"Kenapa kamu sebingung itu, Ana? Padahal tawaranku sangat menguntungkanmu dan tidak sulit untuk menyanggupinya, kan?"
Remy berjalan mendekat ke arah Ana. Semakin mengintimidasi gadis yang terdiam dengan wajah tertunduk di hadapannya. Namun ekspresi kebingungan itu justru membuatnya tersenyum. Seakan merasa yakin bahwa cepat atau lambat, Ana tidak akan bisa menolak tawarannya.
"Aku janji semua masalahmu akan beres dengan seketika. Kamu hanya perlu untuk menjadi pacarku.”
***
Terkadang sebuah pertemuan terjadi tanpa dipinta. Melalui cara yang juga tak kuharapkan. Seperti kisahku dengannya, yang diawali dengan penuh rasa benci. Tapi hidup selalu tidak pernah gagal membuatku terkejut. Sama halnya perasaan, yang tak pernah tahu kapan kan berubah.