BERJUANG KEMBALI 2

1473 Kata
Pagi itu Kirana keluar dari kamarnya dengan baju yang rapi. Ia mengenakan setelan blazer dan rok berwarna coklat. Ia merias wajahnya juga, meski tidak bisa menyembunyikan matanya yang sembab. Ipah yang melihat penampilan Kirana, langsung menghampiri majikannya itu. "Non mau kemana sudah rapi?" “Tolong buatkan saya sarapan, Mbak. Saya harus syuting dan juga harus ke restoran. Sudah beberapa hari ini saya nggak ke mana-mana.” “Di meja sudah ada roti bakar dan nasi goreng.Non mau makan yang mana? Saya siapkan semuanya.” “Nasi goreng aja, tolong buatkan jus kalau begitu ya.” “Ada alpukat, mangga, sirsak. Non mau yang mana?” "Alpukat saja,saya butuh tenaga," ujar Kirana sambil tersenyum dan segera melahap nasi goreng buatan Ipah. Pagi itu,Kirana sudah bertekad untuk tidak menangis lagi. Ia harus kuat menghadapi semuanya. Setelah selesai dengan sepiring nasi goreng, Kirana langsung meminum jusnya. Ia pun segera menyambar kunci mobilnya dan keluar dari apartemennya. Saat ia keluar, ia berpapasan dengan Katrin yang kebetulan membuka pintu. “Kirana, bisa kita bicara?" tanya Katrin sambil berjalan menghampiri Kirana. “Iya, tentu saja bisa.” “Ki, Geisha sakit. Dia sedang dirawat saat ini, kau mau menjenguknya? Kirana, biar bagaimanapun juga dia adalah kakak kandungmu, Kirana.” “Aku tidak tau, semuanya terjadi begitu cepat.” “Cobalah tanyakan pada hatimu sendiri, bukankah sejak dulu kau selalu ingin bertemu kembali dengan kakak kandungmu? Leon sedang berobat juga, beberapa hari yang lalu ayah mertuamu datang dan mengajaknya ke rumah sakit.” Kirana menghela napas panjang, ia tau jika Sanjaya datang beberapa hari yang lalu, tapi ia bersikeras tidak mau menemui siapapun hari itu. Air mata Kirana menetes perlahan, ia memang mengatakan kuat, tapi sebenarnya ia rapuh, bahkan sangat rapuh. “Aku tidak kuat, aku lemah,” ujarnya sambil memeluk Katrin. “Menangislah jika itu bisa membuatmu tenang,” sahut Katrin. Selama beberapa saat Kirana menangis dalam pelukan Katrin sampai ia merasa tenang. "Terima kasih, kau sudah mau memeluk dan memberi dukungan kepadaku," kata Kirana. “Sama-sama ,Ki. Aku senang jika kau bisa merasa sedikit tenang.” “Bagaimana keadaan Geisha dan ….” “Setelah kau pergi, Geisha mengalami pendarahan. Dokter menyarankan ia untuk bedrest.” “A-aku akan menjenguknya sore nanti,” tukas Kirana. *** Meski lelah sehabis syuting Kirana tiba di restoran miliknya dengan wajah yang tenang. Meira yang sedang memeriksa keuangan langsung berdiri menyambutnya. "Ibu sehat, kan?" tanyanya. Kirana tersenyum, “Aku sehat, tolong bawakan laporan selama beberapa hari ini ke ruanganku. Dan tolong bawakan aku buah-buahan,ya.” “Baik, Bu. Ada lagi?” “Tidak, terima kasih, ya.” “Sama-sama, Bu.” Meira merasa lega melihat Kirana baik-baik saja,ia pun segera mengirimkan kabar kepada Kim. Ibu mertua Kirana itu sudah berpesan agar ia melapor jika Kirana datang ke restoran. Sementara itu, Sanjaya dan Kim sedang berada di ruangan dokter,mereka menemani Leon untuk CT SCAN dan melakukan pemeriksaan lainnya.untuk cek up. “Bagaimana hasilnya, dokter?” tanya Sanjaya. “Tidak ada yang perlu dikhawatirkan,Leon mengalami amnesia Retrograde. Biasanya terjadi karena benturan keras akibat kecelakaan. Ingatannya bisa kembali perlahan-lahan jika pasien diajak untuk liburan ke tempat favoritnya, atau hal apapun yang dapat merangsang ingatannya kembali.” “Tidak bahaya kan sebenarnya, dok?” tanya Leon. “Seharusnya sih tidak, Intinya sekarang ini kita tinggal merangsang ingatannya saja. Perlahan-lahan saja, ini memang membutuhkan kesabaran. Saya akan memberikan vitamin dan obat lain untung merangsang sel- sel otaknya , tolong pastikan untuk tidak mengkonsumsi alkohol ya." “Baik,dokter. Terima kasih banyak,” kata Kim. Mereka pun segera meninggalkan ruangan dokter setelah sebelumnya berpamitan. “Jadi, apa keputusanmu?” tanya Sanjaya saat mereka sudh berada di luar ruangan dokter. “Aku tidak bisa meninggalkan Geisha begitu saja. Dia sudah menolongku dan yang aku pikirkan adalah anak yang ada dalam kandungannya,” ujar Leon. “Lalu, bagaimana dengan Kirana? Dia istrimu yang sah, Leon!” seru Kim sedikit kesal. “Mami … Aku tau Kirana istriku, tapi anak dalam kandungan Geisha tidak bersalah.” “Kalau begitu, kau jelaskan sendiri pada KIrana. Meira tadi memberi kabar, Kirana sedang di restoran miliknya.” *** Meira tersentak kaget saat melihat kedatangan Leon. Ia bergegas menyambut dan mengantarkan Leon ke ruangan kerja Kirana. “Maafkan saya, Bu. Tapi, Pak Leon bilang ….” “Tidak apa-apa. Biarkan saja kami bicara,” kata Kirana. “Saya permisi dulu kalau begitu,” ucap Meira sambil bergegas pergi membiarkan Kirana dan Leon berdua saja. “Kenapa kau menghindar?” cecar Leon. “Aku hanya belum bisa menerima kenyataan bahwa ternyata suamiku masih hidup dan menghamili kakak kandungku sendiri,” sarkas Kirana. Leon menghela napas panjang, “Demi Tuhan , Kirana! Aku tidak tau jika kau adalah istriku! Bukankah aku sudah pernah bercerita kepadamu sebelumnya. Apakah kau meragukan kejujuranku?” “Aku tidak tau!” “Izinkan aku untuk merawat Geisha,sampai anak itu lahir,” tukas Leon. “Hanya sampai anak itu lahir, Kirana. Kita tinggal di rumah Mami, kita, aku ,kau dan kakakmu. Dia sedang hamil anakku, hanya itu yang aku pikirkan. Aku tidak memikirkan yang lainnya, lagi pula aku berhutang budi karena dia sudah menyelamatkan aku.” “Kau peduli kepadanya dan anakmu, lalu bagaimana dengan perasaanku? Apa perasaanku tidak penting?” “Kirana! Meskipun ingatanku belum kembali, aku tau kau ini istriku. Aku hanya ingin kau mengerti sedikit saja dan bersabar sebentar lagi saja,” ujar Leon sambil berusaha memeluk Kirana. Kirana menepiskan tangan suaminya itu dan berjalan menjauh kemudian mengempaskan tubuhnya ke atas sofa. Ia merasa lelah dengan semua kenyataan yang saat ini ada di hadapannya. Entah mengapa Kirana merasa bahwa ia lebih kuat saat ia mengikhaskan kematian Leon dibandingkan saat ini. Rasanya sakit saat mengetahui jika suamimu bersama wanita lain. “Kirana, kau boleh marah, tapi aku mohon kau harus mendengar semua ceritaku terlebih dahulu.” Leon menghampiri Kirana dan duduk di samping wanita itu. Kirana menoleh sekilas, lalu kembali memalingkan tatapan matanya ke depan. “Baik! Bicaralah, aku mendengarkan.” "Saat aku tersadar dari koma yang pertama kulihat saat adalah dia. Saat aku tanya ia dengan tegas mengatakan bahwa dia adalah istriku. Dan namaku adalah Sean, aku tidak percaya sebetulnya. Namun, aku sendiri tidak mengingat apapun. Yang terakhir aku ingat adalah, ledakan dan pesawat yang menukik, tapi Geisha mengatakan bahwa aku kecelakaan. Pada akhirnya aku menganggap pesawat yang jatuh itu hanya cerita film yang kebetulan aku ingat. Geisha telaten merawat aku hingga aku sehat dan bisa keluar dari rumah sakit. Dia selalu mendampingiku, dia dengan rajin memutarkan video- video pernikahan kami, foto- foto dan semua yang ada hubungannya denganku. "Perlahan aku pun percaya dan meyakini bahwa aku adalah Sean suami Geisha. Sampai pada hari itu untuk pertama kali aku bertemu di sini denganmu. Aku merasakan ada getaran yang aku sendiri tidak paham itu apa. Lalu saat kita bertemu kembali di lokasi syuting, saat melihat Lilian ,aku juga merasa kita memiliki ikatan. Aku sempat menanyakan hal itu pada Geisha, apakah kau dan dia memiliki ikatan saudara.Tapi, Geisha bilang tidak. Dan, malam itu saat aku menyentuh Geisha untuk pertama kali, aku membayangkan dirimu. Aku tidak tau jika akhirnya dia hamil. Aku terkejut saat aku akhirnya tau kenyataan yang sebenarnya, bahwa kalian adalah kakak beradik. Lebih terkejut lagi saat aku tau kebenaran tentang Sean dari Katrin,juga saat aku melihat tes DNA itu. “Aku bingung, Kirana! Saat ini Geisha dalam kondisi yang kurang baik. Dia syok saat mengetahui bahwa kau adalah adik kandung yang sudah lama ia cari. Aku dan Katrin kewalahan menenangkannya, saat ini dia sangat membutuhkan dirimu. Aku mohon, Kirana, jangan kau lihat dia sebagai wanita yang jahat. Tolong lihat dia sebagai kakak kandungmu,” ujar Leon. Kirana terdiam, ia tidak menyela sedikitpun pernyataan suaminya yang panjang lebar itu. Hatinya terasa sangat sakit, ia membayangkan bagaimana Leon menyentuh Geisha dan … Ah, Kirana tidak tau lagi bagaimana harus meluapkan emosinya. “Kirana, jika Geisha sehat, bagaimana kalau kita pergi berlibur? Minggu depan juga syuting sudah selesai kan? Hanya tinggal launching film dan promosi saja. Kita pergi untuk sekedar refreshing,” tukas Leon lagi. KIrana membuang napasnya dengan kasar. “Kita ke rumah sakit, aku ingin menjenguk Geisha. Aku sudah berjanji kepada Katrin.” “Lalu, ajakanku?” “Simpan saja untuk nanti!” “Kirana!” “Aku butuh waktu untuk bisa menerima semua ini, Leon! Ini bukan perkara yang mudah untukku bisa menerima begitu saja.” Leon mengangkat tangannya, “Baik,tapi kita pulang bersama, ke rumah orangtuaku. Aku membawa mobil, biar anak buahmu yang mengantarkan mobilmu ke rumah nanti. Aku tidak mau istriku menyetir sendiri!” “Kau memerintah?” “Kau ini istriku yang sah, Kirana. Aku berhak untuk memintamu melakukan apa saja, termasuk ini ….” Dengan gerakan cepat, Leon menarik tubuh Kirana ke dalam pelukannya. Sebelum Kirana sempat protes ia memagut bibir istrinya itu dengan lembut. Awalnya Kirana berusaha berontak, namum hati kecil dan rasa rindu mengalahkan semua emosi dan kekecewaannya, wanita itu pun membalas lumatan di bibirnya.

Cerita bagus bermula dari sini

Unduh dengan memindai kode QR untuk membaca banyak cerita gratis dan buku yang diperbarui setiap hari

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN