Mendadak Rindu

1017 Kata

"Waah bolu pandan? Tante suka kue bolu. Boleh dilihat?" tanya Mbak berkerudung itu dengan mata berbinar. Dengan cekatan aku membantu Caca membuka box kue yang dipangku oleh Caca. Perlahan tapi pasti kue-kue yang sudah kupotong dan kumasukkan ke dalam plastik bening itu terbuka sempurna. Mata gadis berkerudung itu makin terlihat bersinar. "Waah ini pasti enak, berapaan, Sayang?" tanyanya ramah. Ia mengambil satu kue untuk dipegangnya. "Boleh dimakan, Kak. Silahkan dibuka. Ini jual per biji bisa. Per loyang juga bisa, sesuai pesanan saja," sahutku. Kulihat wajah gadis yang tidak berkerudung itu melirik kue di tangan rekannya sambil mencebik. Ia memandang kue buatanku dengan tatapan jijik dan bibir tersungging miring. "Makanan apaan itu! Di toko kue lebih enak!" selorohnya dengan tangan

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN