Aku terbangun dengan pikiran yang langsung kembali mengingat pertanyaan yang dilontarkan Kyra kemarin siang. Pada akhirnya aku tidak sempat menceritakan apa pun kepada saudara kembarku tersebut, karena ia yang tiba-tiba dihubungi oleh agensinya. Kyra langsung pergi setelah itu, meninggalkan aku sendirian karena kedua orang tua kami yang kebetulan sedang ada urusan di luar kota. Setelah menguap beberapa kali dan merenggangkan otot tubuhku yang kaku, aku segera beranjak ke kamar mandi dan membersihkan diri. Setengah jam selanjutnya aku sudah berada di ruang makan dan menyantap sarapan. “Nona sendirian?” Mbok Marni, salah seorang pelayan di rumahku datang untuk mengantarkan mengantarkan menu sarapan Kyra. “Non Kyra belum bangun?” Aku terdiam selama beberapa saat, kemudian menepuk dahi ka