“ Kamu tidak tahu kamu hamil?” Tanyanya dengan suara pelan. Aku menggeleng lemah. “Dari awal perkawinan kami, aku sangat mengharapkan aku bisa hamil sesegera mungkin. Tapi setelah bertahun-tahun menikah, tetap tidak ada sedikitpun tanda-tanda aku bisa hamil. Atau aku yang terlalu bodoh dan terlalu sibuk sampai tidak menyadari kalau sebenarnya aku saat datang ke sini ini sudah dalam kondisi hamil. Makanya ketika suamiku mengusulkan agar kami merayakan ulang tahun perkawinan kami yang kedelapan di sini, aku setuju untuk ikut bersama suamiku ke Bhutan agar aku bisa berdoa di kuil dan doaku akan aku panjatkan sungguh-sungguh agar aku bisa segera mendapatkan momongan, mengingat usiaku yang sudah memasuki usia resiko bagi seorang wanita untuk menjalani kehamilan”. “ Iya. Aku sudah