Dalam langkah lebarnya, sesekali Davien melirik perempuan yang saat ini melangkah bersamanya. Kedua sudut bibirnya tertarik, menciptakan senyum tipisnya saat masa-masa yang telah lama ia nantikan, akhirnya kini mulai terwujud. Kini dirinya bisa menghabiskan waktu berjam-jam bersama Queen, perempuan yang dicintainya. Davien melangkah penuh wibawa sambil menggenggam erat jemari gadis-nya. Davien bahagia karena akhirnya dia bisa melewati momen semanis ini dengan Queen. Meskipun Queen masih menolaknya, tidak membuat Davien berkecil hati apalagi sampai menyerah. Tidak. Bagi Davien, meskipun Queen benar-benar sudah tidak mencintainya lagi, dia akan tetap memaksa perempuan ini agar mau hidup bersamanya. Terdengar egois? Tentu. Dia memang pria yang egois. Namun begitu, Davien akan tetap berusa