Bab 21 [Benarkah?]

1074 Kata

Pagi-pagi sekali Rendi bangun. Ia tidur di sofa ruang tamu depan rumah Ningsih. Tubuhnya terasa sakit semua. Rumah tetangganya Ningsih ini hanya memiliki dua kamar saja. Kamar untuk sepasang suami istri dan anaknya perempuan yang masih duduk di bangku SMP. Rendi menunggu tuan rumah bangun baru ia keluar rumah ini. Rasanya tak sopan jika ia langsung keluar begitu saja. Ia memutuskan ke kamar mandi dan mengambil air wudhu. Air dingin merasuk kulitnya. Segar sekali. Suara langkah kaki terdengar. Rendi yang baru selesai menyelesaikan wudhu mengangguk sopan kepada seorang bapak berjenggot yang juga pemilik rumah ini. "Sudah bangun dari tadi, Ren?" "Enggak, Pak. Baru saja." Rendi melangkahkan kakinya ke tempat sholat yang tak jauh dari kamar mandi. Ia menunggu Bapak itu untuk melakukan jam

Baca dengan App

Unduh dengan memindai kode QR untuk membaca banyak cerita gratis dan buku yang diperbarui setiap hari

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN