18. Pelukan erat

752 Kata

Sara melihat ke kaca dan hampir saja melompat kaget melihat wajahnya sekacau ini. Mata bengkak, hidung merah, wajah pucat, rambut berantakan dan kulitnya kusam. Astaga, nenek gayung bahkan lebih cakep daripada ini. Ia pun merengek. Haruskah ia ke salon hari ini? Tapi ... memangnya boleh pakai kartu hitam Banyu untuk bersenang-senang begitu? Ia kembali lemas dan merebahkan tubuhnya di ranjang. Babal muncul dari balik pintu. Lelaki itu membawakan sarapan untuk Sara. "Makan Beb. Nanti kalau lo sakit, gue juga yang repot. Mas Banyu mu juga pasti khawatir." "Halah! Gak mungkin lah. Lagian dia masih di luar kota." Babal tersenyum tipis penuh arti sambil menatap Sara tajam. "Gak mungkin apanya, orang semalam doi telpon gue karena ponsel lo mati." "Ngapain telpon lo?" "Kepo ya? Ya nanyain

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN