BAB 16 Perjamuan

1385 Kata

Di tepi sebuah taman di negeri seberang timur, Liana berdiri dengan wajah yang penuh kebingungan. Ia menatap sosok yang tak disangka ditemuinya di sana, bibinya. Liana melihat bibinya tengah berbincang dengan seorang wanita lain yang seumurannya. Tak lama, bibinya menoleh dan tersenyum hangat, senyum yang tak pernah luntur, meski waktu dan tempat seolah memisahkan mereka beberapa waktu ini. "Sayang." panggil bibi dengan suara lembut, berjalan mendekat bersama temannya. Liana tersenyum canggung, perasaan heran berkecamuk di dalam hatinya. "Maafkan bibimu ini, sayang. Meninggalkanmu begitu saja waktu itu... tapi sekarang, kau sudah menemukan Alphard, bukan?" Bibinya berkata, dan kalimat itu membuat Liana mengernyit, hatinya mulai bertanya-tanya tentang maksud ucapan tersebut. "Apa maksu

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN