Dua puluh empat

1700 Kata

"Mbak cantik, dimaafin aja Mas Pilotnya, ya?" "Secantik ini Mbaknya, pantesan si Captain gagal move on kayaknya. Pasti Mbak ini yang namanya Vania, ‘kan? Paling cantik soalnya.” Aku tersenyum tipis menanggapinya. "Sweet banget permintaan maafnya Mas Pilotnya, bikin melting. Dimaafin dong, Mbak?" Dan banyak lagi ucapan-ucapan yang aku dengar, ketika aku berdiri di dekat pintu mengucapkan terima kasih kepada para pengunjung yang hendak keluar dari pesawat. Pertanyaanku, dari mana mereka tahu kalau pramugari yang dimaksud Rayyan adalah aku? "Kak Dilla kayaknya sinis banget ngeliatin lo dari tadi," ujar Seruni pelan, sambil melirik-lirik ke arah Dilla. "Biarin aja lah." Tadi Dilla pergi ke arah belakang di saat Mas Yuda dan Seruni mencecarku dengan banyak pertanyaan. Beda dari biasanya

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN