Dua puluh satu

1551 Kata

Aku melewati Rayyan dan Dilla begitu saja menuju lift, tanpa berniat menyapa keduanya. Begitu pun sebaliknya, Rayyan mau pun Dilla hanya diam saja. Tak lama di minimarket, aku kembali menuju kamar. Ketika berjalan di lorong menuju ke kamarku yang terletak di bagian ujung, langkahku terhenti begitu melihat Rayyan yang baru saja keluar dari kamarnya. Kedua mata kami beradu, hingga Rayyan melangkah lebih dulu dan berhenti di depanku persis. "Ada waktu sebentar? Saya mau ngomong sama kamu, sebentar aja." "Nggak ada. Mau siap-siap tidur soalnya," jawabku yang tentu saja berbohong. Hanya malas saja meladeninya bicara. Rayyan tampak menghela napasnya. "Kamu pasti dengar pembicaraan saya dengan Dilla tadi." Aku yang hendak berlalu melewatinya, sontak menghentikan langkahku mendengar ucapannya

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN