Jika bicara bersama Rayyan, aku jarang sekali berani menatapnya. Karena, lelaki itu selalu saja menatapku--suka memperhatikan wajahku, kadang sambil senyum-senyum juga. Rayyan adalah tipe pendengar yang baik, akan tetapi aku sering gugup atau salah tingkah hanya karena tatapan matanya tak beralih dariku. Aku yang bisa menangkap dari sudut mataku. Dulu aku juga merasakan ini waktu kami masih belum beranjak dewasa. Malam ini, kami sedang berada di apartemenku. Karena tidak selalu mempunyai jadwal terbang yang sama, jika ada waktu senggang, maka kami akan bertemu. Seperti hari ini contohnya, aku baru saja usai terbang dan sudah tiba di apartemen menjelang senja. Sedangkan Rayyan baru mendarat di Jakarta setelah 3 hari penerbangan ke berbagai tempat, pada pukul 8 malam. Lelaki itu menggunakan