14

1630 Kata
Iluna melihat Alfa yang sekarang ini tampak masih diam saja. Ia merasa sepertinya semua pikirannya itu terjawab karena Alfa tidak menjawab Iluna. "Iluna, enggak gitu gua sama Alfa ga ada hubungan apa-apa lagi selain temen, Lo bisa tanya sama siapa pun itu kok." ujar Cantika menjelaskan itu. "Aku ga tanya sama kamu Cantika, tapi ga papa makasih atas jawaban kamu ya Cantika. Cuma jawaban kamu yang terakhir itu beda banget sama yang aku alami. Aku ga tanya apapun sama siapapun itu, tapi mereka semua bilang kalo kamu sama Alfa masih pacaran dan masih punya hubungan." ujar Iluna sembari tersenyum sekarang menatap ke arah Cantika tersebut saat ini. "Sayang, kamu ga percaya sama aku?" tanya Alfa tersebut sekarang ini. Sementara Joo dan Galih sekarang ini sudah sangat greget dengan Alfa, rasanya mereka ingin mengatakan kepada Alfa bahwa seharusnya Alfa tidak begitu. Seharusnya Alfa hanya menjelaskan saja kepada Iluna sekarang ini. "Alfa, kamu cepat sembuh ya aku lupa tadi mau pergi sarapan sama Alya." ujar Iluna yang sekarang ini langsung keluar dari ruang rawat inap Alfa tersebut sekarang ini. Ia sudah tidak kuat menahan tangis, air matanya rasanya ingin mengalir begitu derasnya saat ia ada di dalam ruangan tadi. Dadanya juga sesak seperti ditimpa sesuatu yang sangat berat tadi itu. Kamu ga jelasin apa pun dan biarin aku pergi begitu aja Al. Aku sekarang tahu kalo aku emang ga ada artinya di mata kamu. Batin Iluna sekarang ini. "Al, Lo gimana sih? Kenapa Lo biarin Iluna pergi? Lo diem aja lagi." ujar Joo tersebut sekarang ini, tapi saat ini Alfa masih diam saja. Tak lama kemudian ia malah muntah darah, semuanya pun khawatir disana dan mereka merasa bersalah karena tadi sudah memarahi Alfa. Mungkin tadi Alfa diam saja karena memang Alfa sedang merasa sakit dan tidak ingin Iluna mengetahuinya. Makanya ia diam saja dan membiarkan Iluna pergi dari sana. Sekarang ini dokter sedang memeriksa Alfa, tampak Alfa terdiam dan merasa badannya semakin tidak enak. Dokter sudah memeriksa Alfa dan ternyata apa yang terjadi pada Alfa karena tadi Alfa salah tidur sehingga membuat lukanya itu terlalu tertekan. Jadilah dia seperti itu tadi, ia masih lemas dan sekarang ini juga Alfa terlihat sangat pucat. Untuk berbicara pun sekarang ini Alfa tidak kuat, akhirnya ia diberi obat agar ia bisa tidur saat ini. Sementara Iluna sekarang ini sudah pergi dari sana, entah ia mau kemana yang pasti ia tidak mau pulang atau ke rumah Alya. Ia hanya ingin menangis sendirian tanpa orang lain mengetahui bahwa ia sedang sedih. Joo sekarang ini sudah mencoba untuk menghubungi Iluna tapi tetap tidak diangkat oleh Iluna. Ck, lagi pula kenapa Iluna bisa tahu jika Alfa ada disini dan kenapa juga bisa bertepatan dengan Cantika juga ada disini. Mungkin semuanya akan berbeda jika Cantika tidak ada disini saat Iluna disini. Mungkin Iluna tidak akan semarah itu karena lagi-lagi Iluna salah paham lagi. Tak beberapa lama kemudian karena tak kunjung diangkat oleh Iluna akhirnya Joo menyerah, tapi tak beberapa lama dari itu ada telefon dari Alya. Kebetulan sekali Alya menelfon, ia ingin tahu gimana bisa Iluna tahu tentang ini. Sekarang jni akhirnya Joo mengangkat panggilan telepon dari Alya. "Hallo Alya, kebetulan Lo nelfon gua mau tanya..." ujar Joo tersebut. "Lo semua pada b**o ya? Alfa lagi bosen sama Iluna atau gimana? Alfa emang mau putus sama Iluna hmm? Kalo iya ga gini caranya woy! Lo semua sama aja nyakitin Iluna." ujar Alya yang kini sudah marah-marah ke Joo itu. "Bentar deh Al, kenapa? Kok Lo marah-marah gitu? Kemarahan Lo itu tanpa alasan tahu ga. Lo tahu sendiri gimana cintanya Alfa sama Iluna kan? Ga mungkin lah kalo Alfa mau putus sama Iluna. Lo kalo ngomong mikir dikit dong Alya. Lagi pula gimana bisa Iluna tahu kalo Alfa ada disini? Semuanya jadi hancur tahu ga karena tadi Iluna kesini dan salah paham lagi." ujar Joo. Sekarang ini Alya rasanya ingin tertawa, bagaimana bisa Joo masih menanyakan tentang itu kepada dirinya. Padahal mereka sendiri yang menguploadnya dan membuat Iluna mendatangi rumah sakit dimana ada Alfa. "Sekarang Iluna kemana? Lo semua benar-benar ga sadar ya sama kesalahan Lo." ujar Alya merasa sangat kesal kepada mereka semua saat ini. "Iluna tadi pergi setelah ngobrol sebentar sama Alfa. Sekarang gara-gara ada masalah sama Iluna tadi Alfa jadi sakit lagi, dia sekarang tidur karena tadi di kasih obat sama dokter." ujar Joo kepada Alya tersebut sekarang ini juga. "Bener-bener ga tahu malu ya Lo semua. Bilangin sama Alfa, gua ga tahu deh habis ini mungkin mereka putus kali ya. Gua kalo jadi Iluna juga ga bakalan terima kayak gini. Kalo Lo mau tanya gua ada apa atau kenapa sama gua Lo bisa tanya di akun i********: anak jurnalistik sekolah. Ga percaya gua Lo pada kayak gitu, like Lo semua kayak ga merasa bersalah sama sekali." ujar Alya yang mana setelah itu Alya memutuskan panggilan tersebut saat ini. Alya sangat kesal pada mereka semua, bisa-bisanya mereka biasa saja dan tidak merasa bersalah sama sekali. Ini semua membuatnya sangat kesal karena ia tahu pasti sekarang perasaan Iluna sedang tidak karuhan. Iluna pasti sudah berpikiran yang tidak-tidak sekarang ini. Sementara itu sekarang Joo yang sangat penasaran kenapa Alya sampai semarah itu kepada dirinya, Alfa dan yang lainnya itu pun membuka i********:. Sesuai dengan apa yang dikatakan oleh Alya ia membuka akun jurnalistik sekolahnya dan semuanya terasa jelas sekarang. Sekarang sudah jelas kenapa Alya semarah itu dan kenapa Iluna bisa ada disini tadi. Benar kata Alya, jika ia jadi Iluna mungkin ia akan memutuskan Alfa saat tadi apa lagi ia melihat komentar disana yang semuanya membicarakan Alfa dan Cantika. "Damn, hell you Genta. Ck, bikin makin ruwet aja sih Genta." ujar Joo yang marah-marah sekarang ini dan Cantika serta Galih pun penasaran ada apa karena tadi saat video call dengan Genta mereka tidak ada masalah. Namun sepertinya sekarang ini Joo memiliki masalah dengan Genta itu. "Kenapa sih Joo? Kok tiba-tiba banget sih? Tadi aja lo sama Genta ga papa kok sekarang lo kayak gitu? Apa masalhanya?" tanya Galih kepada Joo. "Lihat ini, ini yang buat Iluna tadi kesini dan mikir macem-macem. Ck, harusnya emang tadi Lo ga ikut aja Cantika. Better buat Lo, buat Iluna sama Alfa juga. Kalo kayak gini bener-bener hancur kayaknya." ujar Joo tersebut. "What the? Genta post ini di i********:. Astaga Genta kenapa Lo bodoh banget sih. Sorry, gua ga tahu kalo kayak gini jadinya. Gua tadi cuman mau tahu gimana kabarnya Alfa doang." ujar Cantika yang merasa bersalah juga. Sekarang ini tampak Iluna sudah ada di jalanan, ia tidak tahu harus pergi kemana. Pikirannya berkecamuk dengan masalah dirinya dengan Alfa dan juga masalah dirinya tadi malam dengan lelaki yang sama sekali belum ia kenal. Kini Iluna memikirkan lagi tentang sebuah perpisahan karena tadi Iluna belum sempat mengakhiri semua, ia sudah tidak kuat harus ada disana tadi. Mobil Alya yang dibawa oleh Iluna itu sekarang berhenti di sebuah taman. Iluna tidak tahu ini taman dimana tapi ia pergi kesini karena ia benar-benar tidak tahu harus pergi kemana. Iluna hanya berharap tidak ada orang yang ia kenal ada disini. Ia tidak mau mereka tahu bahwa sekarang Iluna sedang sedih. Apalagi sekarang ini Iluna sedang menangis, air matanya tak mau berhenti untuk keluar dari kedua matanya. Iluna benar-benar sedih sekarang. Iluna membuka percakapannya dengan Alfa, ia sekarang ini menuliskan kata untuk mengakhiri hubungan antara dirinya dengan Alfa, tapi ia belum mampu untuk mengirimnya, ia belum berani mengirimkan chat tersebut karena jujur saja ia masih berat. Ia belum siap kehilangan dan jauh dari Alfa. Sementara itu sekarang ini Alya memutuskan untuk menelfon Arganta, ia benar-benar tidak tahu harus menghubungi siapa lagi sekarang ini. Ia bingung. "Hallo Alya gimana? Oh ya Iluna ada dimana? Udah makan atau belum?" tanya Arganta kepada Alya dan sekarang ini Alya menghela nafas kasar. "Kak, Iluna makin salah paham sama Alfa. Tapi ga tahu ini beneran salah paham atau gimana. Alya juga ga tahu pokoknya ya, intinya tuh Cantika tahu kalo Alfa ada di rumah sakit lebih dulu dari Iluna." ujar Alya kepada Arganta. "Terus sekarang gimana Al? Tapi Iluna tahu dari mana?" tanya Arganta. "Iluna ga tahu sekarang dimana Kak, Iluna tahu dari i********:. Kakak buka aja instagramnya jurnalistik sekolah kita. Ga tahu Alya tuh maksudnya apa kayak gitu di post. Ga tahu apa kalo Alfa sama Iluna lagi panas eh malah dikasih kayak gitu ya otomatis makin panas lah." ujar Alya pada Arganta itu. "Ya udah kalo gitu gua cari Iluna dulu ya. Thanks buat infonya Alya. Nanti kabar-kabar aja ya kalo Iluna balik ke rumah lo." ujar Arga dan Alya mengangguk. Kini panggilan tersebut sudah selesai, Arga menelfon Marga. Kebetulan Marga juga sedang ada di luar sekarang ini jadinya ia bisa minta tolong untuk mencarinya juga selagi Arga juga akan mencari Iluna. Marganta yang sekarang ini sedang berkumpul dengan teman-temannya itu tampak melihat notifikasi telefon dari Arganta, kembarannya. Ia sebenarnya malas mengangkat panggilan tersebut tapi handphonenya terus menerus berdering membuatnya pun kesal dan akhirnya menerima panggilan. "Kenapa sih Lo? Gua lagi nongkrong ganggu aja." ujar Marganta tersebut. "Marga, Iluna pergi dna ga ada yang tahu kemana. Dia lagi sedih, gua khawatir kalo Iluna...." ujar Arganta kepada Marganta tapi dipotong Marga. "Ya bagus lah kalo dia pergi, udah deh Lo ga usah telfon gua lagi." ujar Marga kepada Arganta dan ia mematikan panggilan tersebut. Ia kembali ke teman-temannya sekarang ini dan langsung mengambil kunci dan jaketnya. "Gua balik dulu ya. Ntar malem atau besok gua join lagi." ujar Marga kepada teman-temannya, meskipun mereka masih ingin bermain bersama Marga tapi ya sudah lah. Kini Marga sudah berada di parkiran motor dan ia pergi dari Caffe itu. Benar-benar merepotkan saja perempuan bernama Iluna. To: Alfa ? • Alfa, kayaknya kita cukup sampai sini aja ya. Aku udah ga bisa Al. Chat tersebut di hapus oleh Iluna sebelum dikirim tapi ia kembali menuli sebuah chat lagi yang masih sama, ia belum mengirimkan chat tersebut sekarang ini juga.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN