Bab 7. Terapi

949 Kata
Happy Reading. Khanza dan Kendrick melihat hasil tes Rontgen milik Kendrick dan melihat hasil diagnosa dari dokter. Paraplegia adalah diagnosis dari kondisi kelumpuhan yang di alami oleh Kendrick. Atau biasa disebut cidera tulang belakang atau Kerusakan saraf motorik. Dan hal itu dapat menyebabkan berkurangnya kekuatan motorik dari derajat ringan sampai berat atau terjadi kelumpuhan total motorik. Penyembuhan atau pemulihan fungsi saraf tergantung dari derajat kerusakannya. Sistem saraf dapat dirangsang dengan beberapa cara antara lain latihan-latihan fisik yang sesuai dengan fungsi saraf tersebut. Kondisi ini biasanya terjadi akibat adanya cedera traumatis karena hantaman yang kencang dan mendadak pada tulang belakang. Akibatnya, tulang belakang dapat patah, dislokasi (bergeser), pecah, atau menekan saraf, sehingga menyebabkan kelumpuhan pada bagian bawah seperti kaki. Khanza dan Kendrick telah mempelajari apa-apa saja yang harus dilakukan Kendrick seperti rehabilitasi, terapi dan mengkonsumsi obat-obatan agar bisa sembuh. Hari Senin telah tiba, Khanza sudah bersemangat karena hari ini dia akan mengantar Kendrick terapi untuk pertama kalinya. "Mas, udah siap?" tanya Khanza ketika melihat Kendrick sudah berada di kursi roda dengan tampilan yang lebih rapi dari biasanya. Dan hal itu membuat Khanza begitu terpesona oleh kegantengan suaminya yang memang diatas rata-rata. 'Duh, kamu ganteng banget mas, sebenarnya kamu juga baik, apa aku suatu saat nanti bisa mendapatkan hatimu, seperti Katrine yang dengan mudahnya masih dicintai olehmu?' batin Khanza "Ayo, malah bengong?" Khanza terperanjat ketika mendengar suara suaminya. "Eh, iya mas, ayo berangkat!" Khanza mendorong kursi roda itu keluar dari dalam kamar Kendrick yang memang sangat besar itu. Awal masuk ke rumah mewah ini, dia begitu terkejut melihat rumah keluarga William yang bisa 5x lipat lebih besar dari rumahnya. Apalagi saat masuk ke dalam kamar Kendrick, begitu besar dengan gaya maskulin. Khanza terbiasa di kamar yang sempit, mungkin sebesar kamar mandi di kamar Kendrick. Sungguh dia tidak menyangka jika akan menikah dengan pria sekaya ini. Ah, bukankah dia hanya menjadi pengantin pengganti. Terkadang Khanza berpikir, apa yang akan Tuhan takdirkan untuknya kedepannya. Menikahi pria lumpuh yang tengah patah hati karena ditinggal oleh tunangannya. Serta makian dan bentakan di awal-awal mereka menikah, hal itu terkadang membuat Khanza bertanya-tanya akan nasib pernikahannya dengan Kendrick. Apalagi dia harus menghadapi suami yang frustasi dan hampir depresi karena keadaannya. Untung saja Khanza kuat menghadapi Kendrick dan berhasil meluluhkan hatinya yang beku itu. Apakah salah jika Khanza bertanya-tanya pada Tuhan, akan seperti apa kedepannya jika suaminya saja masih selalu mengingat masa lalunya? Apakah pernikahan ini akan kandas ataukah bisa diperjuangkannya? Khanza tidak tahu, dia hanya akan menjalaninya saja, apa yang digariskan oleh Tuhan akan dia hadapi. Meskipun ada sebersit perasaan yang menginginkan agar rumah tangganya bisa langgeng dan mereka saling mencintai. Dia tidak ingin ada perjanjian pernikahan atau semacamnya, berharap jika memang ini hanya pernikahan satu-satunya dan untuk selamanya. Itulah harapan Khanza. "Nanti kamu dampingi aku terus, ya?" Khanza menoleh ketika mendengar ucapan sang suami. "Tentu aja mas, aku akan selalu berada disamping mas Ken buat support supaya mas semangat!" Khanza menggerakkan tangannya ke udara dan mengepal di depan dadanya. Seakan memberikan semangat untuk suaminya agar tidak menyerah. Kendrick menarik kedua sudut bibirnya melihat Khanza yang begitu antusias ingin melihat kesembuhannya. Gadis itu memang banyak memberi pengaruh besar pada dunia Kendrick setelah terpuruk selama berbulan-bulan. Mereka sudah sampai di tempat praktek dokter ortopedi yaitu Dokter Hilmi. Kendrick dibantu Ari dan Umar untuk masuk ke dalam menggunakan kursi roda, Khanza hanya menemaninya berjalan di samping suaminya. Selama beberapa saat mereka mendapatkan pengajaran dan pengarahan dari Dokter Hilmi langsung dan Kendrick sudah bisa melakukan terapinya. "Tuan William, Anda begitu semangat sekali untuk sembuh, apakah karena istri Anda?" tanya dokter Hilmi disela-sela latihannya dengan merenggangkan otot-otot kaki Kendrick. "Iya dok, tentu saja sangat bersemangat karena istri saya yang selalu memberikan support kepada saya agar secepatnya sembuh," jawab Kendrick sembari menatap lekat Khanza. Kendrick akan dilatih untuk belajar menggerakkan otot-otot kakinya yang sudah kaku karena terlalu lama duduk di kursi roda. Pria itu terlihat antusias ketika mendengar arahan yang di berikan. Khanza merasa begitu senang ketika melihat Kendrick yang bersemangat dan mulai terapinya agar bisa berjalan kembali. Setiap habis sholat, Khanza selalu menengadah tangannya dan meminta pada sang khaliq agar suaminya mau diterapi, tak lupa juga doa agar Kendrick membuka hati untuknya karena dia juga akan belajar menjadi isteri yang sebenarnya. Wanita itu selalu berdoa agar suaminya cepat sembuh dan mau belajar untuk mencintai dirinya yang sebenarnya sudah mulai jatuh hati pada sang suami saat Kendrick mulai sedikit melembut. Khanza tidak bisa mengingkari jika di hatinya sudah ada sesosok nama yang tertulis di sana, yaitu Kendrick William. Khanza tidak berdosa kan hanya karena mencintai suaminya sendiri. *** Selama seminggu penuh, Khanza selalu menemani Kendrick untuk terapi. Meskipun jadwal tetap untuk terapi hanya 3 kali seminggu Namun Kendrick meminta untuk bisa belajar jalan selama 6 hari full. Khanza tidak menyangka jika Kendrick benar-benar memperlihatkan tekad untuk sembuh. "Mas, ayo tidur, besok kita latihan yoga, biar makin kuat otot-otot kakinya," ujar Khanza. Kendrick menurut, pria itu meletakkan bukunya di nakas dan ikut berbaring di samping istrinya. Khanza menatap suaminya dengan senyuman yang mengembang. Sungguh dia tidak pernah menyangka jika akan memiliki perasaan cinta terhadap Kendrick sang suami. "Ayo tidur, kok masih belum memejamkan mata?" tanya Kendrick saat melihat Khanza yang tengah menatapnya. "Iya Mas, ayo," jawab Khanza kemudian membalikkan badannya menjadi terlentang. Pikirannya menerawang tentang bagaimana kelanjutan kisah rumah tangganya nanti. Khanza ingin pernikahannya ini berjalan dengan baik, tetapi sepertinya Khanza harus menelan keinginannya bulat-bulat saat mendapati suaminya masih sering menatap foto katrine di dalam ponsel. Ya, Kendrick masih sering melihat foto mantan tunangannya itu meski dengan sembunyi-sembunyi. Khanza tidak bisa berbuat banyak selain membiarkan saja apa yang terjadi, yang jelas dia selalu berdoa agar Kendrick bisa membuka hati untuknya. "Mas, apakah aku tidak bisa masuk ke dalam hatimu?" jerit hati Khanza. Bersambung
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN